SIDOMEKAR, Upaya peningkatan kapasitas Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP), kader posyandu Desa Sidomekar dan Semboro ikuti acara sosialisasi di Balai Desa Sidomekar untuk penanganan stunting di Kecamatan Semboro. Kegiatan yang berlangsung dua bulan sekali itu, juga sebagai pelatihan kepada kelompok Tim Pendamping keluarga (TPK) sebagai langkah awal guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya dari stunting. Hal tersebut dikatakan oleh Camat Semboro, Ahmad Fauzi.
Data stunting di Semboro, lanjut dia,secara keseluruhan terdapat 60 kasus, namun hal itu akan di verifikasi ulang, apakah data itu benar atau sebuah kesalahan dari petugas posyandu dalam melakukan pendataan. “Seperti Pondok Dalem, ada lima kasus stunting, yang satu memang benar stunting tapi yang empat normal, bisa jalan, bisa makan dengan baik,bisa bicara dengan baik, saya khawatir kondisi kondisi seperti ini kita ada salah data,” jelasnya saat di wawancarai seusai acara di Balai Desa Sidomekar, Kamis (27/01).
Tidak hanya salah dalam melakukan pendataan saja, Fauzi juga mengkhawatirkan kesalahan itu terjadi ketika melakukan pencatatan bahkan saat pelaporan tentang kasus stunting. “Sehingga angka 60 walaupun terkecil se-Kabupaten Jember, saya berharap angka ini turun sesuai kondisi real di lapangan,” imbuhnya.
Walaupun demikian, Camat Semboro memberikan apresiasi atas pencapaian yang telah berhasil di lakukan, sehingga Semboro menjadi Kecamatan dengan jumlah stunting terendah. “Saya bersyukur bahwa memang Semboro ini angka stuntingnya terendah di Kabupaten Jember, adalah 31 dari 31 Kecamatan yang ada di Kabupaten Jember,” terangnya.
Keberhasilan itu dapat di capai, karena dalam penjelasanya, dia mewajibkan sebagian anggaran dana desa (add) untuk di gunakan sebagai upaya penanganan stunting. “Kita juga memberikan edukasi, memberikan pembinaan kepada ibu-ibu penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) agar juga berperan aktif di dalam penanganan masalah ini,” tuturnya.
Ahmad Fauzi mengharapkan, adanya sosialisasi, pelatihan hingga pencapaian itu bisa menekan angka stunting lebih baik lagi, karena dengan begitu, Kecamatan Semboro bisa mendapatkan calon penerus bangsa yang sehat dan terhindar dari penyakit. “Karena nantinya kehidupan lima, 10, 20 tahun yang akan datang, mungkin sistem persaingan, sistem ilmu pengetahuan teknologi, ini memerlukan orang orang cerdas, orang orang yang mempunyai IQ tinggi untuk hidup bersaing di dunia global,” pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H