Tegalrejo, Agustus 2024 -- Mahasiswa KKN Kolaboratif Posko 60 dari berbagai universitas di Jember memberikan warna baru dalam dunia produksi tempe di Dusun Sumber Pinang, Desa Tegalrejo. Bukan hanya belajar membuat tempe, mereka juga memperkenalkan inovasi pengolahan limbah kulit ari kedelai menjadi tepung soya tinggi serat yang kaya manfaat kesehatan, khususnya bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan atau menjaga pola makan sehat.
Kegiatan KKN ini diawali dengan kunjungan ke salah satu tempat produksi tempe di desa tersebut. Di sini, para mahasiswa dengan semangat tinggi ikut serta dalam setiap tahapan pembuatan tempe, mulai dari merebus kedelai, mencuci, hingga mengemas kedelai ke dalam plastik. Proses ini memerlukan kesabaran dan ketelatenan, karena kedelai yang sudah dikemas harus didiamkan selama empat hari hingga akhirnya berubah menjadi tempe yang siap untuk dikonsumsi.
Namun, kegiatan mereka tidak berhenti sampai di situ. Mahasiswa KKN ini melihat peluang untuk memanfaatkan limbah kulit ari kedelai yang biasanya terbuang begitu saja. Kulit ari yang terkelupas setelah proses pencucian ini dijemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah itu, kulit ari kedelai diolah menjadi tepung soya yang tinggi serat. Tepung soya ini dapat dibuat produk sampingan, serta dapat menjadi bahan makanan yang menyehatkan dan berguna, terutama bagi mereka yang sedang diet atau menderita obesitas.
Para mahasiswa juga memperkenalkan cara-cara kreatif untuk mengolah tepung soya ini menjadi berbagai hidangan menarik seperti cookies, nugget, hingga menjadi bahan substitusi untuk berbagai resep makanan lainnya. Hal ini tidak hanya memberikan variasi menu yang sehat, tetapi juga mendukung pola hidup sehat dengan meningkatkan asupan serat dalam makanan sehari-hari.
Tidak berhenti di situ, para mahasiswa juga melakukan pendampingan mengenai cara mengolah limbah kulit ari kedelai ini. Langkah ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi tambahan bagi masyarakat dan mengurangi limbah dari proses produksi tempe.
Untuk mendapatkan lebih banyak limbah kulit ari yang akan diolah menjadi tepung soya, mahasiswa KKN Kolaboratif Posko 60 mengunjungi dua tempat produksi tempe, yaitu tempat produksi manual dan tempat produksi yang menggunakan alat mesin. Dengan begitu, mereka dapat mempelajari berbagai teknik produksi tempe serta pengelolaan limbahnya.
Dengan adanya inovasi pengolahan limbah kulit ari kedelai ini, diharapkan tidak hanya dapat mengurangi jumlah limbah produksi tempe, tetapi juga menciptakan produk makanan sehat yang bernilai tinggi. Masyarakat diharapkan semakin sadar akan potensi pemanfaatan limbah dan terus berinovasi untuk mengembangkan produk-produk lokal yang bernilai ekonomi tinggi
Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman mahasiswa, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Inisiatif ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk memanfaatkan sumber daya lokal dengan lebih bijak dan kreatif.