Situbondo, 12 Agustus 2024 -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 202 Universitas Jember, telah menyelenggarakan sosialisasi tentang penggunaan pupuk organik berbahan dasar kotoran sapi kepada para petani setempat di Desa Trebungan, Kecamatan Mlandingan, Kabupaten Situbondo. Mahasiswa KKN 202 Universitas Jember membantu memberikan edukasi kepada warga Desa Trebungan untuk menjadikan kotoran sapi menjadi pupuk organik dalam rangka memberikan solusi efektif dalam mengatasi penumpukan limbah kotoran sapi dengan slogan "Beraksi" yang berarti 'Bersama Mengolah Kotoran Sapi Menuju Lingkungan Bersih'.
Acara yang berlangsung di Balai Desa Trebungan ini dihadiri anggota kelompok tani dari berbagai dusun di Desa Trebungan. sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara efektif mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik, sehingga tidak hanya sebagai alternatif dalam menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesuburan tanah. Mengingat kualitas tanah di desa Trebungan memiliki  tingkat keasaman yang tinggi.
Dalam sosialisasi ini, para mahasiswa KKN kelompok 202 menjelaskan proses pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi, mulai dari pengumpulan bahan baku, komposisi bahan yang digunakan, teknik pengomposan yang efektif, hingga cara pengaplikasian pupuk pada tanaman. Dalam hal ini, peserta juga diajak untuk langsung mempraktikkan pembuatan pupuk organik dengan bahan utama kotoran sapi, daun kering, dan dekomposer (EM4).
Proses pembuatan pupuk organik ini melibatkan fermentasi selama tiga minggu hingga pupuk matang siap digunakan. Para peserta diperkenalkan dengan metode pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik, yang dianggap sebagai solusi tepat untuk mengatasi masalah limbah lingkungan sekaligus memenuhi kebutuhan pupuk bagi para petani.
Menurut salah satu Mahasiswa KKN Tematik Universitas Jember yaitu Helmi Kusuma Wijaya dari Program Fakultas Teknologi Pertanian, menekankan bahwa penggunaan pupuk organik sebagai langkah yang efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menjaga kebersihan lingkungan di Desa Trebungan.
 "Kami memilih memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk organik ditujukan sebagai solusi dalam mengurangi penumpukan limbah kotoran sapi. Selain itu, kami juga mempertimbangkan adanya dampak positif lainnya dalam mendorong potensi pertanian di Desa Trebungan seperti dapat meningkatkan kesuburan tanah, alternatif dari kelangkaan pupuk kimia, dan tentunya menjadikan kotoran sapi menjadi pupuk yang memiliki nilai jual bagi masyarakat", ujar Helmi
Para petani menyambut baik kegiatan ini dan menyatakan ketertarikannya untuk mulai mencoba memproduksi pupuk organik sendiri. Kegiatan ini didukung warga Desa Trebungan yang antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian acara. Mereka berharap, dengan adanya pengetahuan baru ini, limbah kotoran sapi dapat dikelola dengan lebih baik sehingga lingkungan desa menjadi lebih bersih dan hasil pertanian semakin meningkat.
Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari program kerja KKN yang bertujuan untuk mendukung keberlanjutan sektor pertanian di Desa Trebungan serta menjaga kebersihan lingkungan desa. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan petani setempat dapat mempraktikkan penggunaan pupuk organik secara mandiri dan berkelanjutan, sehingga kesejahteraan, produktivitas pertanian, dan kebersihan lingkungan desa dapat terus meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H