Komoditas pertanian, perkebunan, dan peternakan di Desa Kebak, Jumantono, Karangnyar sangat potensial dan strategis dalam mendukung kemandirian pangan masyarakat setempat. Peningkatan produktivitas tanaman dan perkebunan tersebut mengalami berbagai kendala utama yaitu menurunnya kualitas lahan pertanian karena ketergantungan penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Hal ini mengakibatkan kesuburan lahan menjadi terganggu sehingga tanah tidak mampu mensuplai unsur hara yang diperlukan bagi tanaman.
Menghadapi permasalahan diatas, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 89 telah melaksanakan kegiatan Pelatihan Pupuk Organik pada hari Selasa, 14 Februari 2023 yang bertempat di kediaman Kepala Dusun Kenteng, Desa Kebak, Kecamatan Jumantono. Pelatihan menghadirkan narasumber yang berasal dari organisasi Kans.Id yaitu, organisasi yang bergerak dibidang pertanian yang memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan penyuluhan dan praktek secara langsung di lapangan. Pelatihan ini juga menghadirkan Kepala Desa Kebak, Bapak Suwarno, segenap perangkat desa, warga  setempat dengan sasarannya yaitu Kelompok Tani Ternak (KTT), dan beberapa mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret.
Penggunaan Pupuk kimia sintesis perlu ditekan mengingat dampak negatifnya untuk lingkungan. Kotoran hewan dan urine ternak yang mellimpah di desa Kebak, dapat menjadi solusi bagi penggunaan pupuk yang ramah lingkungan. Pupuk trichokompos merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik baik hewan maupun tumbuhan yang telah terdekomposisi sempurna oleh mikroorganisme Trichoderma sp. Sementara itu, POC atau Pupuk Organik Cair merupakan pupuk yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa tanaman, maupun kotoran hewan atau manusia. Kedua jenis pupuk ini tergolong pupuk organik yang mudah dibuat dan mampu menghasilkan nutrisi yang tinggi bagi tanah jika dikembangkan dengan baik.
Dalam kegiatan pelatihan ini, dijelaskan cara pembuatan pupuk organik padat dan cair kepada masyarakat setempat dengan metode yang sederhana, yakni bahan serta alat yang mudah didapatkan yaitu kohe, urine ternak, air, bakteri EM4, stardec, ember dan botol. Diharapkan penduduk setempat yang mayoritas bekerja sebagai petani dan peternak, dapat memaksimalkan pengelolaan limbah ternak yang ada sehingga dapat membantu meningkatkan efisiensi dan hasil pertanian. Penyampaian materi kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diakhiri dengan praktek secara langsung pembuatan pupuk organik oleh masyarakat yang hadir.
Melalui kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang pentingnya mengembalikan dan menjaga kesuburan lahan pertanian dan perkebunan di Desa Kebak, dengan pengaplikasian pupuk organik secara bertahap dan berkelanjutan sehingga tanah menjadi subur seperti semula. Menurut Bapak Suwarno, Kepala desa Kebak, kegiatan pelatihan ini dapat memberikan dampak positif bagi para petani dan peternak yang ada, karena adanya kolaborasi antara petani dan peternak dalam memanfaatkan kohe dan urine ternak dengan teknik fermentasi dalam pembuatan pupuk organik secara mandiri.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI