Mohon tunggu...
KKN KelurahanKaranganyar
KKN KelurahanKaranganyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berita Seputar Pasuruan Kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dedikasi Luar Biasa: Kisah UMKM Rengginang Bu Diah, Pembawa Tradisi Kelurahan Karanganyar

27 Agustus 2023   16:25 Diperbarui: 27 Agustus 2023   16:36 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari Selasa, tanggal 14 Agustus 2023, kami tim KKN Uniwara kelurahan Karanganyar melakukan kunjungan UMKM tepatnya di RW 5. Terletak di sudut jalan yang tidak terlalu ramai, ditemani oleh salah satu anggota sadar wisata kelurahan karanganyar kami memasuki salah satu rumah di sudut jalan tersebut. 

Setelah berbincang dengan pemilik rumah, kami diperkenalkan dengan Bu Diah, seorang perempuan yang sudah puluhan tahun berdedikasi dalam memproduksi rengginang. Rengginang, sebuah jajanan tradisional yang telah menjadi bagian dari cita rasa masyarakat Indonesia, kini tetap dihidupkan oleh Bu Diah melalui usaha kecilnya ini.

Rengginang, sejenis kerupuk tebal yang memiliki keunikan tersendiri, terbuat dari beras ketan yang dibentuk bulat dan dikeringkan dengan cara dijemur di bawah terik matahari. Kemudian, diberi sentuhan akhir dengan digoreng dalam minyak panas hingga menghasilkan rasa yang renyah dan gurih.

Menariknya, Bu Diah telah menjalankan usaha ini sejak tahun 1986, membuktikan dedikasinya yang tak tergoyahkan dalam menjaga cita rasa dan tradisi. Setiap minggunya, Bu Diah mampu memproduksi 20 ikat rengginang, di mana tiap ikatnya berisi 15 rengginang. Hasil produksinya ini kemudian dijual kepada pedagang kaki lima yang berada di alun-alun kota Pasuruan.

Dokpri
Dokpri

Kesetiaan dan semangat Bu Diah dalam menjaga keberlangsungan UMKM ini layak diacungi jempol. Di tengah persaingan yang semakin ketat, kehadiran produk rengginang Bu Diah memberikan warna khas tersendiri. 

Dalam sebuah wawancara singkat, Bu Diah mengungkapkan bahwa ia berusaha keras untuk mempertahankan cita rasa rengginang yang autentik, sehingga ia tidak ingin terlalu mendetail membahas proses produksi yang membuat rengginangnya begitu istimewa. Bu Diah juga bercerita dengan pendapatan yang ia peroleh dari konsistennya berjualan rengginang, ia akhirnya dapat berangkat umroh di tahun 2022.

Kami pun merasa terinspirasi oleh kisah Bu Diah dan perjuangannya dalam mempertahankan warisan kuliner tradisional. Kisahnya yang memikat ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap makanan terdapat kisah perjuangan dan dedikasi yang tak ternilai. Semoga rengginang Bu Diah terus menginspirasi generasi mendatang untuk menjaga dan menghargai warisan kuliner Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun