Mohon tunggu...
kknk244jumerto
kknk244jumerto Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN Kolaborasi Kelurahan Jumetro Kecamatan Patrang

Blog aktivitas kegiatan mahasiswa kkn kolaborasi #2 di kelurahan Jumetro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gandeng Bidan dan Kader, Mahasiswa KKNK 244 Adakan Penyuluhan Stunting di Kelurahan Jumerto

30 Juli 2023   10:03 Diperbarui: 30 Juli 2023   10:31 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Diskusi antar Ibu Nana dengan salah satu peserta terkait pemberian ASI (Dokpri)

Kamis, 27 Juli 2023-- Stunting merupakan permasalahan yang sulit dituntaskan, khususnya di Kabupaten Jember. Bupati Jember Hendy Siswanto menyebutkan bahwa beliau ingin memfokuskan penurunan angka stunting. Dalam adanya kegiatan KKN Kolaboratif #2 Tahun 2023 dapat membantu program kerja pemerintah dalam menurunkan angka stunting. Mahasiswa/i KKN Kolaboratif #2 Kelompok 244 berkesempatan melakukan penyuluhan stunting yang mengusung tema "Zero Stunting: Optimalisasi Peran Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Stunting pada Anak Usia Dini" di Balai Kelurahan Jumerto, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember. Kegiatan ini menggandeng narasumber Ibu Elok sebagai perwakilan kader Posyandu Kelurahan Jumerto yang didampingi Ibu Nana selaku Bidan Kecamatan Patrang. Sasaran kegiatan ini meliputi ibu hamil dan orang tua yang memiliki anak balita dari empat Pos Alamanda, yakni Alamanda 105, Alamanda 106, Alamanda 107, dan Alamanda 108 di Kelurahan Jumerto.

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang menyebabkan tubuh seseorang lebih pendek dibandingkan teman-teman sebayanya. Penyebab utamanya yaitu kurangnya gizi dalam jangka waktu lama. "Isu stunting masih  menjadi masalah serius dan menjadi perhatian khusus. Hal ini secara tidak langsung berkaitan pada penurunan produktivitas, selain itu stunting sangat berhubungan dengan prestasi pendidikan, kurang sehat dan lebih rentan terkena penyakit." tutur Bapak Amsori selaku lurah di Kelurahan Jumerto dalam sambutannya.

Materi yang dibawakan oleh Ibu Elok adalah pencegahan dan deteksi dini risiko stunting pada balita dengan menggunakan metode ABCDE serta isi piringku yang membahas tentang pemberian gizi pada anak melalui makanan. "Faktor penyebab terjadinya stunting berasal dari asupan nutrisi" ungkap Ibu Elok

Gambar 2. Ibu Elok memaparkan materi (Dokpri)
Gambar 2. Ibu Elok memaparkan materi (Dokpri)

Sebelum seseorang memutuskan mempunyai anak, harus dibekali terlebih dahulu terkait konsumsi vitamin dan asupan gizi sesuai kebutuhan serta vitamin tambahan.  Asupan nutrisi harus dipertimbangkan dari awal seseorang membina rumah tangga atau calon pengantin. Kelurahan Jumerto sendiri memiliki tim pendamping keluarga yang berfungsi untuk membantu dan mengedukasi warga yang hendak menikah, ibu hamil, dan orang tua yang memiliki anak balita.

Sejak dalam kandungan, anak harus sudah mendapatkan gizi yang baik untuk tumbuh kembangnya. Setelah anak lahir, seorang ibu wajib memberikan ASI eksklusif terhadap bayi di usia 0-6 bulan. Usia 6-24 bulan bayi perlu mendapatkan MPASI (Makanan Pendamping ASI). Hal ini, juga dilakukan karena dapat membuat bayi menjadi sehat dan dapat menghemat biaya pengeluaran untuk susu formula bagi keluarga tersebut. Tidak hanya pemberian gizi terhadap anak, seorang ibu yang sedang memberikan ASI pada bayinya juga harus mendapat dukungan yang baik dimana keluarga wajib turut andil disini sebagai pemberian motivasi. Ibu menyusui memiliki rasa sensitivitas yang tinggi akibat hormon. "Seorang ibu yang merasa stres akan berpengaruh terhadap produksi ASI" tutur Ibu Nana.

Gambar 3. Diskusi antar Ibu Nana dengan salah satu peserta terkait pemberian ASI (Dokpri)
Gambar 3. Diskusi antar Ibu Nana dengan salah satu peserta terkait pemberian ASI (Dokpri)

Tidak hanya itu, materi isi piringku juga dijelaskan secara lengkap oleh Ibu Elok. Isi piringku merupakan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari buah, sayur, karbohidrat, dan protein. Porsi makan seimbang ini menjadi standar makan anak yang baik untuk pertumbuhannya. Timbul pertanyaan dari salah satu audiens terkait cara menghadapi anak yang sulit mengkonsumsi sayur. "Pemberian sayur dapat disiasati dengan cara mencampurkannya ke dalam makanan atau minuman yang disukai anak seperti sayuran yang manis atau susu" tutur Ibu Elok.

Pencegahan stunting sangat diperlukan dukungan dari orang tua khususnya seorang Ibu. Jika Ibu belum dapat memenuhi kebutuhan gizi pada anaknya, maka dapat terjadi hal yang tidak diinginkan pada kondisi tubuh dan kesehatan anak. Oleh sebab itu, sesulit apapun anak dalam mengkonsumsi makanan bergizi, orang tua tetap harus memberikan makanan bergizi dengan berbagai cara agar makanan tersebut tetap masuk pada tubuh anak. Sehingga dengan cara tersebut anak tidak mengalami kurang gizi yang dapat berakibat timbulnya gangguan pertumbuhan pada anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun