Genangan air sisa hujan seharian masih terlihat, daun-daun basah diiringi angin dingin pagi yang menusuk hingga ubun-ubun menjadikan seluruh mahasiswa enggan melepas selimut yang memeluk semalaman.Â
Beberapa mahasiswi mulai bersiap memasak untuk sarapan pagi sedangkan yang tidak memiliki jadwal mulai bersiap berkegiatan masing-masing, ada beberapa yang pergi ke pasar membeli perlengkapan dan kue-kue pengganjal lapar ada pula yang hanya menyusuri jalan menikmati pemandangan yang telah disediakan oleh Ilahi.
Pagi itu juga, sarapan digelar lebih dulu oleh mahasiswa karena mereka memiliki jadwal kegiatan membersihkan jalanan Bersama perangkat desa, bergotong royong mengangkat, menggali, mendorong bahkan menyeret bebatuan yang menghalangi jalan, hal ini dilakukan untuk menyambut tamu yang akan datang ke Desa Purorejo.
Bu Ningsih (62) adalah salah satu pedagang pecah belah di pasar, beliau bertemu dengan kami dengan berkeluh kesah bahwa banjir kemarin yang melanda telah memporak porandakan beberapa barang dagangannya, Ifa salah satu mahasiswi menanggapi keluh kesahnya dengan membeli barang-barang yang kebetulan dibutuhkan. Pulang dari pasar, kami Kembali ke posko dengan menunggu sarapan datang.
Bu Khotimah (58), Bu Anik (54) menceritakan kehidupan di Desa Purorejo, awal mula masuknya listrik, Pendidikan pemuda Desa dan mata pencaharian yang mayoritas pedagang, beliau antuasias sekali menceritakan keadaan desanya yang kaya akan penghasilan perkebunan.
Seperti hari-hari lalu, setiap adzan dzuhur berkumandang langit mulai menyapa dengan warna abunya seperti ingin menyampaikan bahwa bendungan yang dibawa akan segera disemburkan. Tumbuhan-tumbuhan mulai basah kuyup menggeliat kedinginan setelah guyuran itu mulai berjatuhan taka da henti, seluruh mahasiswa Kembali ke posko masing-masing menikmati indahnya mimpi di waktu qoilullah.
Adzan Ashar mulai berkumandang disetiap penjuru Desa, beberapa mahasiswi yang memiliki jadwal masak, sholat lebih dulu dan bersiap berangkat memasak untuk makan sore ini.Â
Kami makan seperti biasanya dengan alas kertas nasi dan lauk pauk yang menurut kami sudah mewah dilengkapi dengan krupuk sebagai backsound yang mengiringi kenikmatan menyantap nasi.Â
Sholat jamaah Maghrib digelar di Mushollah dekat posko putri beberapa mahasiswi diminta untuk membantu mengajar santri cilik menulis pego, sedangkan seluruh mahasiswa dan dua mahasiswi mewakili seluruh peserta KKN di desa Purorejo bersilaturrohmi ke kediaman Kepala Desa Purorejo.Â
Agenda terakhir adalah rapat evaluasi yang dilakukan di posko putri dengan membahas beberapa kebutuhan yang belum terselesaikan dan juga kegiatan-kegiatan hari ini.