Masyarakat desa Rowosari Kabupaten Kendal, tepatnya di Dusun  Ksatrian RT 03 Dengan bantuan mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang, telah sukses melaksanakan kegitan rutinan setiap tahun, yaitu Baritan. Kamis (11/07).
Baritan adalah euforia yang didakan dengan tujuan menyambut bulan Muharram atau bulan Suro dalam istilah jawa. Â Dusun Ksatrian RT 03 berhasil membuat tradisi baritan berjalan meriah dan menarik.
Selain anjuran untuk berpuasa memperingati tanggal 10 Muharram atau yang biasa disebut dengan hari 'Asyura, orang Islam juga merayakan atau mengisinya dengan berbagai kegiatan keislaman dan kebudayaan, seperti salah satunya yaitu Baritan.
 Baritan berasal dari kata rid/wiriddan yang berarti memohon petunjuk atau perlindungan dan keselamatan kepada Tuhan. Namun akibat dialek daerah setempat kata tersebut berubah menjdi Baritan yang dalam istilah lain memiliki arti tolak bala.
Tradisi Baritan memiliki aturan khasnya sendiri. Tradisi ini baiknya dilakukan di jalan perempatan dusun dengan alasan agar memudahkan warga untuk berkumpul. Seperti halnya yang dilakukan di dusun Ksatrian desa Rowosari, tradisi Baritan diadakan di jalan pertigaan dusun. Dan benar, hal tersebut memudahkan warga karena tempat yang strategis sehingga ramai warga berdatangan menjelang adzan isya.
Bu Tumiah, selaku ibu RT juga yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan tersebut turut hadir dalam acara dan menyampaikan harapannya mengapa diadakan acara Baritan di dusun tersebut.
 "Alhamdulillah anak anak KKN bisa turut membantu dan meramaikan jalannya acara Baritan kali ini, semoga anak anak kita semua menjadi anak yang sholih dan sholihah, dan terlindungi dari mara bahaya, " tandas Ibu Tumiah.
Acara dimulai dengan pembacaan surat Yasin oleh Koordinator KKN UIN Walisongo, Lintang Arjunil dan dilanjutkan dengan pembacaan do'a oleh sesepuh desa, Mbah Royyan yang diamini oleh seluruh masyarkat dusun. Tiba dipenghujung acara, acara ditutup dengan makan bersama.
Momen yg ditunggu tunggu datang. Nasi, ikan asin, dan sayur urap nampak tersaji dengan rapi diatas tampah. Menu makanan tersebut juga menjadi menu khas di Tradisi Baritan. Dengan penuh antusias, warga mengambil makanan dan makan bersama dengan tertib.
Penulis : Canakya