Rabu, 04 Juli 2024 - Mahasiswa Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapang I Bapak Arif Delviawan, S.Hut., M.Agr., P.hD., dalam kegiatan PKM dengan bertemakan "Mengenal Jasa Lingkungan dari Hasil Hutan bukan Kayu di Desa Banturejo Malang Guna Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Pelestarian Lingkungan" melakukan inventarisasi potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Desa Banturejo. Inventarisasi potensi HHBK meliputi kawasan hutan yang tersebar di tiga dusun, yaitu Dusun Ngramban, sebagian Dusun Banu, dan akan dilanjutkan pada Dusun Sromo. Kegiatan ini dilakukan untuk memperbarui media informasi berupa website Desa Banturejo terutama potensi sumberdaya alam. Kegiatan yang dilakukan meliputi penyuluhan, inventarisasi, Geo-tagging, pembuatan peta tematik, dan pembaharuan website potensi Desa Banturejo.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Edi selaku Kepala Dusun Ngramban dan Pengelola Hutan Dusun Ngramban, Desa Banturejo menyatakan sebagai berikut. “Luasan hutan Dusun Ngramban berupa hutan dengan fungsi lindung dan produksi berkisar 25,4 ha. Akan tetapi, potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) belum diketahui sehingga program KKN sejalan dengan tujuan Kami selaku pengelola.” (Selasa, 03/07/2024)
Hasil temuan potensi HHBK sementara yang terdapat di Dusun Ngramban diantaranya berupa flora yaitu anggrek (Riparis eliptica Wight.), anggrek citra (Dendrobium nobile Lindl.), anggrek payung pucat (Bulbophyllum longiflorum), bambu kuning (Bambusa vulgaris var. striata Lodd.), bambu petung (Dendrocalamus asper Backer.), durian (Durio zibethinus Murr.), cengkeh (Syzygium aromaticum Linn. Meer. & Perry), duku (Lansium domesticum Corr var duku Hasskl), ijuk (Arenga pinnata Merr.), jamur (Ganoderma applanatum Pers.), mahoni (Swietenia mahagoni Linn.), nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.), sirih hutan (Piper aduncum Linn.), sirsak (Annona muricata Linn.), dan waru (Hibiscus tiliaceus Linn). Adapun fauna yang ditemukan yaitu bajing (Lariscus insignis F.Cuvier), bajing merah (Petaurista petaurista Pallas.), kadal (Eutropis multifasciata Kuhl.), dan lebah trigona (Tetragonula biroi Friese.)
Hasil potensi HHBK yang terdapat di sebagain Dusun Banu diantaranya berupa flora yaitu bambu kuning (Bambusa vulgaris var. striata Lodd.), bambu petung (Dendrocalamus asper Backer.), bayur (Pterospermum javanicum Jungh.), cengkeh (Syzygium aromaticum Linn. Meer. & Perry), durian (Durio zibethinus Murr.), ijuk dan kolang-kaling (Arenga pinnata Merr.), jambu, mahoni (Swietenia mahagoni Linn.), nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.), dan waru (Hibiscus tiliaceus Linn). Adapun fauna yang ditemukan yaitu herpetofauna berupa ular koros (Ptyas korros Schlegel.). Selain adanya potensi HHBK berupa flora dan fauna, ditemukan pula beberapa sumber mata air di Desa Banturejo yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan pertanian dan peternakan.
Selanjutnya akan dilakukan inventarisasi lebih lanjut untuk mengetahui dan mengidentifikasi potensi HHBK di seluruh Desa Banturejo untuk data lanjutan yang diolah sebagai peta tematik potensi HHBK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H