Sabtu tanggal 10 Juli 2021, mahasiswa KKN UM mengajarkan ibu-ibu PKK Desa Wonoayu cara menguji kandungan boraks secara sederhana menggunakan ekstrak kunyit. Adanya PPKM darurat tidak menghentikan pelaksanaaan kegiatan ini. Dengan memperhatikan protokol kesehatan, dari 25 orang kader PKK diambil 5 kader sebagai perwakilan.
Pelaksanaan dimulai pukul 9.00 WIB s/d pukul 12.00 WIB di rumah Ibu Tutik, selaku ketua PKK. Program kerja mahasiswa KKN UM ini, sebagai bentuk kepedulian atas keterbatasan kemampuan serta kurangnya pengetahuan warga Desa Wonoayu mengenai zat aditif berbahaya. Keberadaan zat aditif berbahaya berupa boraks perlu diwaspadai karena penggunaan dosis yang berlebih dapat berdampak pada kesehatan tubuh.
Program kerja ini meliputi 2 kegiatan yaitu sosialisasi dan pelatihan uji boraks pada makanan. Kegiatan pertama yaitu sosialisasi kandungan zat aditif pangan pada bahan makanan.
Penyampaian materi dilakukan oleh salah satu mahasiswa KKN UM Wonoayu, Alya Nisfu Laily Sa’diyah dari Jurusan Kimia. Penyampaian materi dilakukan menggunakan power point. ibu-ibu PKK menunjukkan antusias dalam mendengarkan materi yang disampaikan.
“Sosialisasi ini sangat menarik dan memberikan banyak manfaat karena memang belum pernah mendapatkan ilmu seperti ini dan hal ini merupakan ilmu dan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat untuk dipraktikkan dikehidupan sehari-hari”, ujar Ibu Tutik.
Setelah kegiatan sosialisasi, dilanjutkan kegiatan pelatihan uji kandungan boraks pada makanan. Sampel yang digunakan yaitu ikan asin, bleng, tahu, sosis, dan pentol. Cara untuk membuat indikator berupa ekstrak kunyit yaitu dengan menimbang 10 gram kunyit yang telah dikupas dan dicuci, kemudian dihaluskan dengan parutan, untuk mengambil sarinya dilarutkan dengan 100 mL air dan diperas, diambil airnya (berupa ekstrak kunyit).
Untuk menguji kandungan boraks pada sampel makanan, dengan cara menggambil 1 gram sampel dan dihaluskan, setelah itu diberi beberapa tetes ekstrak kunyit serta diamati hasilnya.
Apabila terjadi perubahan warna kunyit dari kuning menjadi merah kecoklatan, artinya sampel tersebut positif mengandung boraks. Hasil pengujian menunjukkan sampel pentol, tahu, sosis, dan ikan asin negatif (tidak mengandung boraks), sedangkan untuk bleng positif mengandung boraks. Selain menyimak materi, ibu-ibu PKK Wonoayu juga diajak untuk mempraktikkan uji boraks menggunakan kunyit.