Bogor, 16 Agustus 2024 -- kelompok 3 kkn fakultas ilmu pangan halal melaksanakan edukasi Gizi guna mencegah stunting dan anemia. Kegiatan ini merupakan salah satu program yang dijalankan mahasiswa kkn yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada ibu-ibu yang memiliki anak kecil dan anak remaja perempuan.Â
Anemia dan stunting merupakan dua masalah kesehatan global yang seringkali terjadi bersamaan, membawa dampak serius pada pertumbuhan dan perkembangan manusia, terutama pada anak-anak dan remaja. Dua kondisi ini, meskipun terkait dengan aspek gizi yang berbeda, saling terkait dan dapat memperburuk kesehatan secara keseluruhan.
Stunting adalah salah satu bentuk kelainan gizi anak yang terlihat dari panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur anak sebayanya. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).Â
Sementara itu, anemia merupakan penurunan kadar hemoglobin darah di bawah normal berdasarkan usia dan jenis kelamin. Kekurangan zat besi merupakan penyebab anemia terbanyak pada anak-anak. Kedua kondisi tersebut memiliki hubungan dengan defisiensi gizi, terutama zat besi. Anemia dapat memperburuk stunting karena zat besi sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan sel.
Anemia dan stunting menjadi tantangan ganda yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat. Melalui upaya bersama dalam pendidikan gizi, pencegahan, dan penanganan, kita dapat mengurangi prevalensi kedua kondisi ini dan memberikan generasi yang lebih kuat dan sehat di masa depan.
Maka dari itu untuk mengatasi permasalahan ini tim kkn membuat inovasi produk biskuit dari tepung mokaf dan tepung kacang merah. Tepung mokaf (Modified Cassava Flour) yang berasal dari singkong tidak kaya akan zat besi secara alami. Namun, tepung mokaf bisa menjadi sumber karbohidrat yang baik dan digunakan sebagai alternatif tepung terigu bebas gluten.Â
Tepung kacang merah memiliki kandungan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan tepung mokaf. Kacang merah sendiri merupakan sumber protein nabati yang baik dan juga mengandung zat besi non-heme, yang merupakan jenis zat besi yang ditemukan pada makanan nabati.
kombinasi tepung mokaf dan tepung kacang merah dalam pembuatan biskuit kemungkinan akan menghasilkan produk yang memiliki kandungan zat besi, terutama dari tepung kacang merah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI