Universitas Negeri Malang yang sedang melaksanakan kegiatan KKN di Desa Selopuro mengadakan program kerja pelatihan pembuatan batik ecoprint. Berdasarkan namanya, ecoprint berasal dari 2 kata, yaitu eco yang berarti alam atau berasal dari bahan-bahan yang didapatkan dari alam dan print yang artinya mencetak atau menjiplak. Sehingga, batik ecoprint merupakan suatu teknik membatik yang dalam pembuatannya memanfaatkan bahan-bahan yang berasal dari alam, yaitu berupa daun yang dijiplak pada selembar kain dan diproses seperti halnya dalam proses pembuatan batik seperti biasa.
Tepat pada tanggal 23 Juni 2021, mahasiswa dariPerbedaan lain dari batik ecoprint ini dengan batik tulis klasik biasa adalah bahwa ecoprint tidak membutuhkan canting dan lilin untuk membatik, melainkan membutuhkan daun dan alat pemukul seperti palu untuk mengeluarkan warna pada dedaunan sehingga akan mengeluarkan warna yang alami. Namun, tidak seperti batik yang digambar atau dicetak pada umumnya, warna yang dihasilkan oleh batik ecoprint ini cenderung kontemporer.
Kegiatan pelatihan pembuatan batik ecoprint tersebut dihadiri oleh ibu-ibu PKK Desa Selopuro dan dibantu oleh para mahasiswa KKN UM 2021. Walaupun pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setelah acara rapat rutinan kader PKK Desa Selopuro, namun para ibu-ibu PKK tetap antusias dalam membuatnya. Dimulai dari penjelasan singkat tentang batik ecoprint, lalu dijelaskan tentang langkah-langkah membatiknya, dan yang terakhir ibu-ibu PKK dipersilahkan untuk mempraktikkan teknik membatik ecoprint dengan didampingi oleh mahasiswa KKN UM.
“Saya baru saja tahu ternyata ada teknik membatik yang seperti ini. Tapi saya langsung tertarik dengan ini karena menurut saya ini bisa menjadi tren busana baru yang akan digemari oleh ibu-ibu dan kaum muda,” ujar Suprihatin, salah satu kader PKK Desa Selopuro, Rabu (23/062021).
Teknik membatik dengan cara ecoprint ini memang tergolong awam bagi masyarakat. Mayoritas masyarakat hanya mengenal teknik membatik tulis, cap, atau jumputan. Oleh karena itu, mahasiswa KKN UM berinisiatif untuk mengenalkan teknik membatik yang baru, sederhana, murah, dan dengan menggunakan bahan yang mudah didapat. Namun, walaupun terkesan seadanya dan sederhana, banyak yang mengakui bahwa hasil akhirnya seperti produk mahal dan berkelas. Sehingga memiliki potensi usaha yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan nilai ekonomi Desa Selopuro. Kegiatan tersebut sangat diapresiasi oleh Hanik, selaku ketua PKK Desa Selopuro.
“Ini bisa menjadi ladang usaha bagi ibu-ibu dan jadi salah satu potensi desa jika dikembangkan. Apalagi jika diproses lagi menjadi pakaian, tas, dompet, atau kerajinan-kerajinan lainnya,” ujar Hanik, Rabu (23/06/2021).
(Amaliya_PDD KKN Desa Selopuro 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H