INDRAMAYU (13 Juli 2023), Mahasiswa KKN IPB mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan mengusung tema "Pengaruh Suhu dan Iklim Terhadap Hama dan Penyakit Pada Tanaman Padi". Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Desa Nunuk pada tanggal 13 Juli 2023 ini dihadiri oleh petani Desa Nunuk maupun luar Desa Nunuk.
Desa Nunuk, Indramayu merupakan salah satu desa penghasil pertanian dengan mayoritas warganya bekerja sebagai petani. Suhu dan iklim memiliki peran penting pada tanaman padi. Rendahnya curah hujan dan tingginya suhu dapat mengakibatkan pengairan di lahan pertanian terhambat sehingga padi kehilangan unsur hara. Selain itu, terdapat hama pengganggu yang dapat berkembangbiak dengan sangat baik ketika curah hujan rendah. Hal ini menjadi landasan mahasiswa KKN-T IPB dalam mengadakan FGD Pertanian guna mewadahi para petani dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Kegiatan FGD ini turut mengundang Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono M.S (Guru Besar IPB University) selaku narasumber untuk menjelaskan mengenai pengaruh suhu udara terhadap perkembangan hama dan penyakit pada tanaman padi. Beliau memaparkan bahwa hama tikus memiliki siklus hidup yang cepat pada suhu tinggi. Pencatatan suhu, kelembapan dan banyaknya hama pada periode ini diperlukan untuk mencegah kenaikan hama pada periode berikutnya.Â
"Hal yang paling penting jika curah hujan rendah itu pengolahan air ke sawah" Ujar Prof. Dr. Ir. Yonny. Beliau juga menyarankan untuk menggunakan klimatogram dalam pengamatan curah hujan. Sangkar cuaca juga memiliki peran penting dalam mengukur suhu dan kelembapan pada pertanian guna mencegah terdapatnya hama dan produksi padi yang maksimal. Kelembapan pada lahan pertanian disarankan sebesar 75-90%. Tingginya suhu dan rendahnya kelembapan dapat menyebabkan tanaman padi mati.Â
Sesi kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dengan narasumber. Para tamu undangan nampak aktif dalam bertanya mengenai pola hama dan penyakit pada tanaman padi ini. Prof. Yonny menjelaskan bahwa setiap hama memiliki fase hidup yang berbeda-beda dan dipengaruhi suhu. Sebagai contoh, hama penggerek batang pada fase larva menjadi hama yang paling menyerang pertanian. Adapun tikus lebih dipengaruhi oleh terdapatnya makanan dibandingkan dengan suhu. Jika suhu tinggi, tikus dapat masuk ke lubang-lubang untuk mendinginkan diri dan tetap dapat merusak hama padi. Pengetahuan mengenai pola suhu udara dan kelembapan yang cocok terhadap hama maupun penyakit akan membantu petani untuk melakukan pengendalian hama secara mandiri.Â
Sebagai penutup, Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono M.S menuturkan bahwa untuk produksi padi yang maksimal pada periode rendah curah hujan, diperlukan komunikasi yang terjalin lancar antara petani (milenial maupun konvensional) dan Gapoktan dengan pemerintah terkait permasalahan hama dan penyakit pada tanaman padi. Gapoktan juga dapat menghubungi mahasiswa KKN IPB untuk menjembatani komunikasi dengan IPB dalam mengatasi permasalahan ini.Â
Oleh: Safira Khoirunnisa