Kemarin pada tanggal 22 Juni di Balai Desa Juwet, kami (mahasiswa KKN UM) telah berhasil melaksanakan program Pelatihan Pengolahan Toga yang mengundang ibu-ibu PKK. Dengan keberhasilan ini, kami ingin sedikit berbagi cerita mengenai bagaimana di balik layar suksesnya program ini.
Persiapan berawal dari 1 minggu sebelum tanggal program kerja ditentukan. Kami menyiapkan banyak hal termasuk bibit toga yang akan dijadikan praktik tanam. Ketika semua bibit terkumpul, tiba-tiba saat beberapa hari sebelum program kerja tepatnya hari kamis minggu sebelumnya ada usul mengenai produk toga. Akhirnya kami memutuskan untuk membuat jamu. Ada 3 varian jamu yang kami buat, yaitu beras kencur, kunyit asem, dan jahe manggis.
Produk jamu ini kami beri nama sebagai Jamu Wat Wet yang merupakan akronim dari jamune wong Juwet. Nama ini terinspirasi dari huruf terakhir nama desa ini, yaitu Juwet. Selain itu, di bahasa Jawa istilah wat-wet ini memiliki arti gercep atau gerak cepat. Dengan membekali nama produk dan cara membuatnya, kami berharap program ini bisa ditindaklanjuti untuk potensi baru Desa Juwet, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk.
Mahasiswa KKN Pulkam Desa Juwet, Universitas Negeri Malang dengan produk olahan (dokpri)
Dosen Pembimbing : Dra. Yuliati M.Hum
Penulis : Rahma AunaÂ
Editor : Natanael VictorÂ
Foto : Mahasiswa KKN Pulkam Desa Juwet, Universitas Negeri Malang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H