Kendal, (23/07/2024) -- Mahasiswa KKN MIT-18 UIN Walisongo Semarang Posko 2 berhasil membuat ibu-ibu kader oosyandu dan perangkat desa "nagih" dengan bir pletok dan kembang goyang khas Betawi.
Kegiatan demonstrasi pembuatan makanan dan minuman tradisional ini tidak hanya sekadar memperkenalkan kembali resep-resep kuno, namun juga menjadi ajang untuk memberdayakan masyarakat. Dengan melibatkan langsung ibu-ibu kader dalam proses pembuatannya, diharapkan dapat membuahkan inisasi baru untuk mengembangkan usaha kuliner berbasis potensi lokal.Â
"Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi pemantik bagi ibu-ibu untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengolah bahan-bahan yang ada di sekitar mereka," ujar Desi selaku penanggung jawab kegiatan.
Kegiatan tersebut diselenggarakan di Balai Desa Jatipurwo pada Kamis, 18 Juli 2024. Acara ini dihadiri oleh 18 peserta yang terdiri dari ibu-ibu kader posyandu dan ibu-ibu perangkat desa setempat. Dalam kegiatan ini, para peserta diperkenalkan dengan cara pembuatan dua jenis kuliner tradisional khas Betawi, yaitu bir pletok dan kembang goyang.
Bir pletok, minuman herbal yang terbuat dari berbagai rempah-rempah seperti jahe, serai, dan kayu manis, dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan. Sementara itu, kembang goyang adalah camilan manis yang digoreng dan memiliki bentuk menyerupai bunga yang sedang mekar, yang juga sangat populer di kalangan masyarakat.
Para ibu-ibu kader posyandu dan perangkat desa tampak antusias mengikuti setiap tahap pembuatannya. Mereka tidak hanya belajar tentang resep dan teknik yang benar, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang pentingnya melestarikan kuliner tradisional di tengah arus modernisasi. Selain itu, peserta juga didorong untuk melihat peluang usaha dari kedua produk ini. Melalui media online dan offline, bir pletok dan kembang goyang dapat dijadikan produk unggulan yang tidak hanya laris di pasaran lokal, tetapi juga memiliki potensi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Dengan adanya pengetahuan tentang pemasaran digital dan peluang bisnis, acara ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi para ibu-ibu di Desa Jatipurwo untuk mengembangkan usaha rumahan. Ini akan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat setempat, memperkuat perekonomian desa, dan membuka lapangan pekerjaan baru.
Acara yang berlangsung selama beberapa jam ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan mencicipi hasil karya para peserta. Suasana penuh kekeluargaan dan semangat kebersamaan sangat terasa, membuat kegiatan ini sukses besar.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan masyarakat Desa Jatipurwo semakin termotivasi untuk melestarikan warisan kuliner tradisional sekaligus menjadikannya sebagai peluang bisnis yang menjanjikan, sehingga meningkatkan kesejahteraan dan keterampilan warga desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H