Malang, 01 Agustus 2024- Mahasiswa KKN 278 UIN Sunan Kalijaga suskes mengadakan seminar edukasi pendidikan seksual bagi siswa dan siswi SMPN 03 Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kegiatan yang merupakan salah satu proker penunjang kelompok. Kegiatan ini dimulai pada pukul 10.00 WIB yang dilaksanakan di ruangan lab sekolah, dan berakhir pada pukul 12.30 WIB.
Pada Seminar ini memiliki tujuan yaitu guna meningkatkan pengetahuan remaja dengan memberikan informasi yang akurat tentang kesehatan seksual serta dampak pergaulan bebas. Dalam pelaksanaannya melibatkan Kepala Sekolah, Guru-guru, dan lebih dari 30 siswa-siswi seluruh kelas VII-IX, yang menjadi audiens atau target utama. Tema pada seminar ini bertajuk “Jaga Kesehatan dan Kehormatan: Stop Pergaulan Bebas Sekarang. Pentingnya Pendidikan Seksual dalam Mencegah Pergaulan Bebas” Melalui kegiatan edukasi pendidikan seksual ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang mendalam dan praktis kepada siswa dan siswi tentang pentingnya pendidikan seksual sebagai upaya pencegahan pergaulan bebas.
Pada kegiatan ini diawali dengan dukungan saat sambutan dari Wakil Kepala Sekolah SMPN 3 Tumpang yaitu Pak Edi, beliau menyampaikan bahwa edukasi pengenalan dampak dari pergaulan bebas memang harus dikenalkan sejak dini sehingga anak yang memasuki masa pubertas bisa lebih aware dengan hal tersebut. Kemudian beliau merasa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa siswa/i, sebagai generasi penerus bangsa, dapat memahami dan mengatasi berbagai tantangan yang ada dengan bijaksana. Pergaulan bebas tidak hanya menyangkut perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial atau agama, tetapi juga memiliki dampak pada kesehatan, keamanan, dan masa depan. Ucapnya
Beliau juga mengimbau kepada seluruh orang tua dan guru untuk selalu mendampingi anak-anaknya dalam setiap tahap kehidupan mereka, memberikan bimbingan dan nasihat yang tepat, serta menjadi contoh dalam menjalani kehidupan yang berakhlak mulia dan bermartabat. Tambahnya
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber untuk menyampaikan materi, yaitu perwakilan dari puskesmas dan seorang mahasiswa. Keduanya akan menyampaikan materi yang berbeda, sehingga waktu presentasi mereka dipisahkan. Materi pertama disampaikan oleh saudara Ardhian, perwakilan mahasiswa, yang akan membahas edukasi tentang pergaulan bebas serta contoh-contoh dan cara pencegahannya. Selanjutnya, materi kedua akan dibawakan oleh Ibu Retno, Ibu Endang, dan Ibu Supriati dari puskesmas, yang akan memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi melalui pendidikan seksual.
Ikhtiar melalui bentuk upaya preventif inilah yang menjadi dorongan dan motivasi utama di dalam pemaparan materi. Bahwa melalui edukasi pendidikan seksual, mereka mampu menjaga kesehatan serta kehormatan diri. Hal ini merupakan tindakan paling penting di dalam melakukan pencegahan dari pergaulan bebas. Dengan bahasa yang ringan dan mudah dari narasumber, penyampaian isi dari materi lebih mudah dipahami dan diterima oleh siswa-siswi. Penampilan gaya presentasi berbentuk power point yang diberikan narasumber juga tidak kalah menarik, dengan sisipan materi di setiap slide per slide yang ada. Desain tersebut membuat siswa-siswi menjadi lebih bisa memperhatikan isi materi yang disampaikan.
Selain melalui pemaparan materi saat acara, Mahasiswa KKN kelompok 278 juga berinisiatif untuk membuat poster yang berisikan ajakan untuk menjauhi pergaulan bebas, sebagai bentuk edukasi yang dapat dinimati secara visual. Poster-poster tersebut adalah bagian dari advokasi sosial untuk mencegah adanya pergaulan bebas di lingkungan remaja. Mading dan beberapa kelas sesuai perolehan izin di sekolah menjadi sasaran tempat untuk menempel poster-poster tersebut.
Pada akhir sesi, pihak puskesmas memberikan kertas angket dan evaluasi seputar pendidikan seksual yang harus diisi oleh siswa-siswi. Hasil pengisian kertas menunjukkan bahwa sebagian besar dari siswa-siswi sudah memahami materi yang disampaikan pada seminar edukasi ini, namun sayangnya sebagian kecil lain masih ada yang belum mampu memahami. Harapannya, kegiatan edukasi semacam ini perlu adanya controlling menyeluruh, baik dari sekolah, keluarga dan lingkungan sekitar, kepada para remaja secara bertahap, agar pengetahuan yang sudah diterima mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari. Sehingga menjadi remaja yang sehat dan terhormat di masa depan akan dapat terwujud nantinya.
Penulis : Diandra Rizky Rosayanto
Editor : Linlin Nur Aini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H