Pembelajaran di masa pandemic covid 19 memberikan tantangan bagi setiap level pendidikan untuk tetap melakukan pembelajaran secara maksimal. Mode pembelajaran yang berubah-ubah berdampak pada ketersediaan durasi pembelajaran serta metode belajar yang digunakan. Pembelajaran dengan tatap muka terbatas misalnya dirasakan telah menjadi sebuah hambatan bagi guru sekolah dasar khususnya di SDN 4 Tawangargo Kabupaten Malang yang dipimpin oleh Aini Rizqoh, S.Pd., M.Pd untuk tetap melakukan penilaian autentik dan terintegrasi dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, tim pengabdian kepada masyarakat dari Program Studi S2 Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Malang melakukan sebuah kegiatan workshop maupun pendampingan guna meningkatkan keterampilan guru sekolah dasar dalam merancang asesmen autentik tersebut yaitu berupa asesmen pembelajaran berbasis proyek.
Kegiatan ini dilaksanakan selama empat kali dengan workshop dan 3 kali pendampingan dan dilakukan evaluasi di akhir kegiatan. Pada kegiatan workshop yang dilakukan pada 20 Agustus 2022 dihadiri oleh tim pengabdian yang terdiri dari Dr. Aynin Mashfufah, M. Pd. sebagai ketua pelaksana dan Dr. Candra Utama, M.Pd., Dr. Riska Pristiani, M.Pd, dan Dr. Shirly Rizki Kusumaningrum, M.Pd sebagai anggota, kepala sekolah SDN 4 Twangargo Ibu Aini Rizqoh, S.Pd., M.Pd, pengawas dan para guru. Kami berbagi ilmu mengenai paradigma asesmen pembelajaran autentik. Pengawas yang turut hadir memberikan pesan agar hasil kegiatan workshop tersebut dapat ditularkan kepada gugus-gugus yang lain sehingga dapat maju bersama membangun kompetensi generasi bangsa.
Kegiatan workshop dimulai dari membangunkan lagi wawasan awal para guru tentang hakikat asesmen dan jenis-jenis asesmen serta langkah pengembangan asesmen pembelajaran berbasis proyek. Para guru sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Kami dari tim pengabdian mendapatkan sebuah poin dan pembelajaran yang sangat penting yaitu begitu besarnya tantangan bagi guru di SDN 4 Tawangargo untuk pertama kalinya adalah membangunkan motivasi siswa dalam belajar sebelum jauh melangkah ke dalam tahap asesmen. Kesempatan ini juga dijadikan moment bagi guru di SDN 4 Tawangargo untuk merefleksi bagaimana para guru selama ini dalam melaksanakan asesmen.
Selain itu kegiatan workshop juga menjadi wadah bagi para guru untuk berbagi kesulitan-kesulitan yang dialami selama melakukan asesmen autentik karena diduga permasalahannya adalah karena rendahnya motivasi untuk belajar. Kami dari tim pengabdian saling memberikan masukan terutama strategi atau tips agar para guru tidak kehilangan motivasi untuk tetap melakukan asesmen sebagaimana mestinya sesuai dengan prosedur yang sudah ada. Dimulai dari bagaimana guru harus melakukan asesmen diagnostic sebagai bagian dari assessment as learning yang tentunya sangat penting bagi guru untuk menegtahui letak kelebihan atau kekurangan peserta didiknya. Melibatkan siswa dalam penialian diri juga akan melatih mereka menjadi siswa yang terampil merefleksi diri dan aktif melatih metakognisi mereka.
Kesadaran guru akan pentingnya memahami potensi, kelebihan maupun gaya belajar peserta didik sangat diperlukan agar para guru mampu memberikan kegiatan pembelajaran yang disenangi dan menarik bagi siswa. Hal ini tentu menjadi sebuah strategi untuk membangunkan motivasi siswa dalam belajar. Pendekatan personal kepada siswa yang memiliki keterbatasan juga perlu dilakukan agar siswa merasa dirinya dihargai dan memiliki potensi lainnya untuk dikembangkan.
Pada kegiatan workshop, para guru juga diberikan wawasan bahwa melakukan asesmen yang autentik, adil dan transparan menjadi tiga hal penting untuk mendorong siswa secara bersungguh-sungguh memenuhi tagihan pembelajarannnya untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sebagai contoh tim pengabdian memberikan salah satu bentuk penilaian autentik yaitu asesmen proyek dengan penilaian menggunakan rubrik. Pada praktiknya, guru dapat mengajak siswa menyusun sebuah rubrik dalam penilaian proyek. Hal ini sebagai bagian dari assessment for learning yang mana siswa menjadi bagian dalam proses penilaian. Selain itu, strategi tersebut dapat membantu para siswa di SDN 4 Tawangargo untuk mencapai hasil terbaik.
Berikutnya kami juga mendapatkan informasi bahwa para guru kadangkala dalam pelaksanaan penilaian dipengaruhi oleh subjektivitas guru. Hal ini tentu saja sangat berdampak pada pengambilan keputusan akhir apakah siswa bersangkutan benar-benar sudah mencapai kompetensi yang diharapakan. Perubahan paradigma yang perlu dipahami oleh para guru adalah bahwa asesmen bukan sekedar memberikan angka-angka yang pada akhir pembelajaran dapat dibanggakan oleh siswa, namun asesmen sebagai proses untuk menentukan sejauh mana tujuan belajar sudah tercapai. Assessment of learning yang berperan dalam hal ini. Penting sekali untuk diketahui dan diresapi oleh para guru bahwa asesmen harus memberikan dampak pada pembelajaran sepanjang hayat dan menjadi siswa yang aktif melakukan refleksi diri sehingga muncullah kemampuan self-regulated learning. Kuncinya adalah bagiamana para guru merancang asesmen sebagaimana prosedur yang telah ditetapkan agar asesmen yang dilakukan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Kegiatan workshop dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan secara daring kepada para guru di SDN 4 Tawangargo untuk merancang asesmen pembelajaran berbasis proyek. Kegiatan pendampingan dibagi menjadi 3 tahap yaitu pertama menganalisis kompetensi dasar dan menyusun peta konsep, merumuskan indikator dan tugas proyek yang akan diberikan kepada siswa, serta penyusunan rubrik penilaian proyek. Para guru sangat antusias mengikuti kegiatan pendampingan.
Berdasarkan penilaian dari tim pengabdian, para guru sudah cukup terampil dalam merancang asesmen pembelajran berbasis proyek. Hal ini ditunjukkan dari bagaimana guru mengembangkan proyek yang mana proyek tersebut membelajarkan siswa mencapai beberapa kompetensi misalnya pada proyek "Kegiatan masyarakat sekitar dalam memanfaatkan energi" dan "Gerak dasar lokomotor dalam kehidupan sehari-hari".Â