Mohon tunggu...
KKN Desa Cijulang
KKN Desa Cijulang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dikelola oleh kelompok KKN

Akun ini dikelola oleh anggota kelompok pengabdian masyarakat Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Bisnis Souvenir Wisata Bahari

10 Februari 2022   13:42 Diperbarui: 10 Februari 2022   13:44 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 16.056 pulan dan memiliki garis pantai mencapai 80.000kilometer yang membuat Indonesia mempunyai garis pantai terpanjang kedua di dunia. Letak geografis Indonesia juga sangat strategis dengan berada di daerah tropis yang diapit oleh dua benua dan dua samudera. Indonesia juga merupakan pertemuan tiga lempeng benua. Potensi sumber daya alam laut Indonesia dapat dilihat dari keanekaragaman ekosistem terumbu karang, lamun, dan mangrove. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan, di laut Indonesia terdapat 590 jenis karang, 2.057 ikan karang, 12 jenis lamun, 34 jenis mangrove, 1.512 jenis crustacean, 6 jenis penyu, 850 jenis sponge, 24 jenis mamalia Laut, dan 463 titik Kapal Tenggelam.

Dengan potensi tersebut, Indonesia memiliki keunggulan dalam wisata bahari. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia memiliki 20,87Juta Ha kawasan konservasi perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil. Kekayaan maritim ini membuat wisata bahari di Indonesia tak diragukan lagi keindahan dan keunikannya. Tak heran, jika Indonesia memiliki destinasi wisata bahari yang terkenal hingga ke mancanegara, misalnya saja Bali, Raja Ampat, dan Labuan Bajo. Saat ini, pemerintah telah mencanangkan adanya 10 Bali Baru yang dapat menarik minat wisatawan untuk datang ke Indonesia. Sepuluh destinasi wisata baru yang sedang dikembangkan tersebut, di antaranya Danau Toba, Tanjung Lesung, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo Tenggger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai. Sayangnya, masih banyak daerah yang belum dapat memaksimalkan potensi wisata di daerahnya, misalnya saja di daerah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Kabupaten Pangandaran sendiri saat ini memiliki visi yaitu "Mewujudkan Kabupaten Pangandaran sebagai daerah tujuan wisata dunia". Akan tetapi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zulpikar, Prasetiyo, Shelvatis, Komara, & Pramudawardhani (2017) menemukan bahwa wisata Pantai Batu Karas di Pangandaran memiliki potensi nilai ekonomi hingga Rp86.571.960.874,00 tiap tahunnya. Sementara itu, saat ini yang sudah dimanfaatkan mencapai Rp54.648.575.495,00 per tahun yang berarti sebesar 63% dari total potensi ekonomi yang ada. Tentunya jika potensi ini dapat dioptimalkan maka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah Pangandaran.

Melihat perkembangan sektor industri pariwisata Indonesia, diharapkan munculnya  peluang bisnis industri pariwisata di Indonesia pun makin tampak terang dengan dibukanya destinasi-destinasi wisata baru yang diharapkan mampu menarik wisatawan luar maupun dalam negeri. Seperti salah satunya adalah Bisnis Souvenir.  Tak lengkap rasanya berwisata tanpa membawa pulang oleh-oleh. Beberapa bisnis penjualan oleh-oleh yang cukup laris manis dan pengunjung bisa mencoba di antaranya souvenir, snack dan cake, kerajinan khas daerah setempat, kaos atau busana yang bercorak atau bergambar tempat wisata setempat hingga makanan khas daerah. Produk souvenir yang dapat dihasilkan oleh masyarakat pesisir sendiri misalnya saja produksi kerajinan kerang, strap mask, topi, hingga totebag. Menurut Wilma Latuny (2010), bisnis souvenir dengan mengolah kerang menjadi cinderamata terbukti layak untuk dijalankan setelah dilakukan analisis Net Present Value (NPV) dan payback period. Terlebih, daerah pesisir memiliki sumber bahan baku kerang yang mudah diperoleh sehingga dengan adanya bisnis kerajinan kerang ini maka dapat meningkatkan nilai tambah dari kerang dan meningkatkan penghasilan masyarakat.

Di tengah kondisi pandemi Covid-19 di mana kebutuhan masker meningkat sebagai alat pelindung diri. Oleh karena itu, peluang bisnis strap mask menjadi terbuka lebar. Terlebih dengan desain yang menarik, membuat masyarakat kian tertarik untuk membeli dan menggunakan masker. Bisnis strap mask ini tidak hanya sebagai peluang bisnis baru, namun juga sebagai pendorong masyarakat untuk terus menggunakan masker sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus. Kemudian totebag menjadi bisnis yang dapat dikembangkan di daerah pesisir mengingat saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang menyumbang limbah plastik ke laut terbesar ketiga di dunia setelah India dan Tiongkok. Adanya totebag membuat masyarakat beralih dari penggunaan kantong plastik ke totebag yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, totebag ini juga dapat digunakan sebagai kampanye untuk peduli terhadap kualitas lingkungan di daerah pesisir, seperti limbah di laut dan kawasan konservasi mangrove. Selanjutnya, masyarakat juga dapat memproduksi topi dan pin. Topi dapat diproduksi oleh masyarakat mengingat daerah pesisir terkena terik panas sinar matahari. Topi ini bisa digunakan oleh pengunjung agar ketika berwisata tidak merasa kepanasan.

Akan tetapi, adanya pandemi Covid-19 membuat bisnis souvenir menghadapi tantangan karena merosotnya omzet penjualan yang disebabkan pembatasan mobilitas masyarakat (Arumsari & Yosintha, 2021). Oleh karena itu, strategi pemasaran perlu diubah, misalnya saja dengan cara pemasaran digital atau penjualan dengan sistem pre-order. Dengan menggunakan pemasaran digital terbukti dapat meningkatkan penjualan karena target pasar menjadi lebih luas. Kemudian sistem pre-order sendiri dapat mengurangi potensi kerugian produsen. Kedua sistem pemasaran ini menjadi strategi yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan bisnis souvenir wisata bahari.

Salah satu contoh yang dapat dijadikan rujukan oleh masyarakat untuk menjalankan bisnis souvenir adalah aktivitas KKN-PPM Integratif topik "Potensi Bisnis Di Sektor Pariwisata Bahari" yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Padjadjaran. Dari kegiatan KKN tersebut, mahasiswa mengembangkan bisnis souvenir dengan memproduksi tiga produk, yaitu topi, totebag, dan pin. Dengan sistem pemasaran melalui media sosial Instagram dan promosi langsung ke konsumen, tim KKN berhasil menjual produk souvenir dan memperoleh keuntungan dikisaran 20%. Artinya, bisnis ini terbukti dapat dijalankan oleh masyarakat. Dengan menjalankan bisnis ini, masyarakat tidak hanya memperoleh penghasilan dari destinasi wisata, namun juga memperoleh tambahan penghasilan dari bisnis souvenir.

Ditulis oleh: Alexander Nur Huda Pranoto, Azha Vania Sephiandini, Rifan Fahriansyah, Rizky Aulia Ramadhan, Salsa Husna Rizkiani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun