Pemalang, 17 Februari 2024 - Zaman yang semakin maju tentunya diiringi dengan perkembangan dari berbagai teknologi, salah satunya yang dapat dikembangkan yaitu teknologi di bidang pertanian. Perkembangan teknologi di bidang pertanian tentunya sangat membantu mengingat di masa kini lahan yang dapat digunakan untuk pertanian semakin berkurang. Mahasiswa TIM I KKN Universitas Diponegoro membuat sebuah inovasi yaitu sebuah 'Instalasi Taman Vertikal Hidroponik' yang dimana dalam pembuatannya memanfaatkan botol bekas. Pembuatan instalasi taman vertikal hidroponik dilaksanakan pada Selasa, 6 Februari 2024 di di SMP Islam Belik. Teknologi hidroponik itu sendiri merupakan teknik bercocok tanam tanpa tanah dimana media yang digunakan adalah air yang sudah diberi nutrisi sebagai asupan makanan untuk tanaman, serta bisa dijadikan solusi apabila ingin menanam pada area atau lahan yang minimalis.
Pembuatan hidroponik diawali penyiapan alat dan bahan. Alat yang dibutuhkan yaitu bilah kayu, meteran, paku, palu, gergaji, alat tulis, bak penampung, net pot, papan untuk meletakkan net pot, pH meter, dan TDS meter. Bahan yang digunakan yaitu benih tanaman bayam, rockwool, botol bekas 1,5 L, larutan A dan B (AB mix), dan pylox. Langkah awal yaitu penyemaian benih tanaman bayam terlebih dahulu kurang lebih selama 14 hari yang disemai pada rockwool di dalam net pot yang ditempatkan pada bak penampung berisikan air bernutrisi. Air bernutrisi yang dimaksud disini yaitu air yang sudah diberi campuran nutrisi AB mix (larutan A 5 ml dan larutan B 5 ml) sebagai nutrisi dari tanaman tersebut. Proses penyemaian harus dipantau setiap harinya dengan melakukan pengecekan nutrisi sebanyak 2-3 kali setiap minggunya dengan kriteria yaitu pengukuran pH 5,5 - 6,5 sedangkan untuk TDS 100-120. Apabila nutrisi mulai menurun dari kriteria yang ada maka bisa ditambahkan lagi nutrisinya sesuai kebutuhan.
Langkah selanjutnya yaitu pembuatan media botol bekas dimana botol yang akan digunakan dilubangi terlebih dahulu seukuran dengan net pot (masing-masing botol berisikan 2 netpot, kemudian dilanjutkan dengan tahap finisihing yaitu pengecatan botol bekas dan bilah kayu agar tetap menjaga nilai estetika. Tahap selanjutnya yaitu proses pembuatan instalasi yang dimulai dengan pemasangan bilah kayu di dinding, kemudian dikaitkan kawat untuk menggantung botol bekas. Botol bekas yang sudah terpasang kemudian diberi air yang mengandung nutrisi sesuai dengan kriteria yang sudah disebutkan. Â Tanaman yang sudah disemai dilakukan pengecekan nutrisi kembali, kemudian dipindah tanam dengan dimasukkan ke dalam botol bersamaan dengan net pot (total hasil semaian yaitu 12 net pot yang ditempatkan pada 6 botol bekas), maka instalasi taman vertikal hidroponik sudah jadi.
Kegiatan dari pembuatan instalasi taman vertikal hidroponik diharapkan mampu menjadi sebuah inovasi bagi masyarakat di Desa Beluk khususnya yaitu anak-anak dan warga di SMP Islam Belik yang ingin menanam namun dengan kondisi lahan yang terbatas dimana dalam proses pembuatannya pun cukup sederhana dan tidak terlalu memakan banyak biaya. Kegiatan ini juga memiliki manfaat lainnya yaitu dalam pemanfaatan botol bekas diharapkan mampu mengurangi limbah sampah yang ada, terutama sampah plastik seperti botol bekas.
Penulis : Nabila Faiha Yasmin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H