pemasaran UMKM Batik "Langsep" yang ada di Kelurahan Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
(Malang, 03/10/2022) Mahasiswa KKN - MBKM MD Universitas Negeri Malang berupaya dalam meningkatkanPeningkatan pemasaran ini dilakukan dengan kegiatan pendampingan dari bulan September hingga bulan Oktober. Batik Langsep merupakan salah satu UMKM Batik yang berada di Kelurahan Candirenggo yang masih menggunakan teknik tradisional dalam memproduksi batiknya yaitu teknik canting atau teknik melukis batik secara manual tanpa cap.
Batik Langsep ini terletak di Jalan Anusopati 60B, Kelurahan Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Batik Langsep ini memiliki ciri khas motif tersendiri yang sangat beraneka ragam seperti motif candi Singosari, bunga, kerajaan, wayang, dll. Motif-motif tersebut terinspirasi dari lingkungan sekitar yang kental akan banyak candi dan cagar budaya lainnya. Di UMKM ini juga memproduksi batik sendiri secara manual mulai dari proses menggambar motif, hingga merebus kain untuk menghilangkan malam.
"Batik saya ini punya motif tersendiri yang diambil dari cagar budaya sekitar agar tidak menghilangkan ciri khas dari Singosari." Ujar Ibu Titin Suhartini selaku pemilik UMKM Batik Langsep.
UMKM ini dalam memasarkan produknya berupa kain batik masih melalui mulut ke mulut dan nomor telepon yang mereka punya. Maka dari itu Mahasiswa KKN UM ingin membantu dalam pemasaran Batik Langsep tersebut supaya lebih dikenal oleh masyarakat secara luas.
Bu Titin Suhartini juga menambahkan bahwa adanya keterbatasan informasi akan teknologi juga menjadi penghambat untuk perkembangan pemasaran UMKM ini. "Kita juga masih gaptek buat jalanin sosial media karena sudah umur dan kurangnya sumber daya manusia."
David Setyo Hutomo selaku koordinator program UMKM Batik merasa perlu melakukan pendampingan UMKM tersebut dalam pemasaran Batik Langsep karena proses pemasaran produknya yang berupa kain batik masih melalui mulut ke mulut dan nomor telepon yang mereka punya. Pendampingan ini bertujuan supaya UMKM tersebut lebih dikenal oleh masyarakat secara luas dan bisa mengikuti perkembangan zaman di era digital ini.
Pendampingan pemasaran ini dilakukan Mahasiswa UM baik secara offline maupun online. Pemasaran secara offline yang dilakukan adalah membantu dalam mengikuti beberapa kegiatan/event serta secara social branding. Event yang diadakan yaitu Peragaan Busana Pameran Batik dan Orasi Batik pada Hari Batik Nasional. Sedangkan pemasaran secara online yaitu dengan Social Branding dan Online Marketing, yaitu dengan menggunakan social media seperti Whatsapp, Instagram, dan Facebook.
Maka dari itu, dengan adanya program ini selain bisa meningkatkan pemasaran UMKM Batik di Kelurahan Candirenggo juga diharapkan dapat meningkatkan potensi desa, serta masyarakat luas dari segala umur dan gender pun dapat melestarikan dan memperkenalkan budaya batik ini hingga ke seluruh dunia.
Penulis: David Setyo Hutomo, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H