Penulis: Yoga Tri Pramana, F1D021141, Teknik Informatika, Universitas Mataram
Lombok Timur, 18 Januari 2025 – Mahasiswa Universitas Mataram (UNRAM) melakukan sosialisasi dengan tema "Pilih Pendidikan, Sayangi Masa Depanmu, Stop Pernikahan Dini" di Yayasan Jauharunnawiyah Wal Arsyadiyah NW Borok sebagai salah satu upaya mengurangi angka pernikahan dini di Desa Borok Toyang, Kec. Sakra Barat, Kab. Lombok Timur dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pemateri sosialisasi, Ahmad Aprian Hariadi—Runner-up Duta GenRe NTB 2024 hadir di acara tersebut. Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk mengedukasi siswa-siswi tentang apa saja risiko pernikahan dini dan pentingnya memilih pendidikan untuk masa depan yang lebih baik.
Sosialisasi ini mendukung beberapa poin penting dari Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk:
- No Poverty: Mengurangi risiko kemiskinan yang sering dihadapi oleh pasangan muda karena tidak siap finansial.
- Good Health and Well-being: Mengurangi risiko anemia, stunting, dan kematian ibu dan bayi akibat komplikasi kehamilan dini.
- Quality Education: Mendorong masyarakat khususnya remaja untuk melanjutkan sekolah dan meningkatkan kualitas hidup.
- Gender Equality: Mendukung kesetaraan gender melalui pemberdayaan perempuan untuk mencegah pernikahan dini.
Marendra Sasono, Ketua Kelompok KKN PMD UNRAM 2024/2025 Desa Borok Toyang mengatakan "Kami ingin memberikan pemahaman kepada siswa-siswi bahwa pernikahan dini tidak hanya mengorbankan kesehatan fisik dan mental saja, tetapi juga mengorbankan masa depan mereka". Pendidikan memiliki kemampuan untuk menghentikan kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang.
Ahmad Aprian Hariadi menjelaskan faktor penyebab dan dampak dari pernikahan dini tersebut.
- Faktor Penyebab: Kekurangan kesadaran akan pentingnya pendidikan, tekanan sosial, dan kondisi ekonomi.
- Dampak Kesehatan: Risiko stunting, anemia, kehamilan berisiko tinggi, dan kematian ibu dan bayi.
- Dampak Sosial dan Ekonomi: Kemiskinan, kekerasan dalam rumah tangga, dan ketidakstabilan emosi.
Selain itu, ditekankan juga bahwa pernikahan dini pada remaja perempuan sangat berisiko anemia karena kebutuhan gizi tinggi di usia pertumbuhan. Efek dari anemia tersebut menyebabkan lemahnya fisik, letih, lesu, lalai, daya konsentrasi menurun, dan pemulihannya membutuhkan waktu yang lama.
Kegiatan sosialisai ini sangat didukung oleh Saharuddin, S.E., Kepala Yayasan Jauharunnawiyah Wal Arsyadiyah NW Borok. “Pendidikan adalah kunci untuk memutus siklus kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup, jadi kami sangat mendukung inisiatif ini”. Beliau berharap siswa-siswinya semakin termotivasi untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Sosialisasi ini diharapkan dapat membantu remaja Desa Borok Toyang supaya lebih sadar akan pentingnya pendidikan, kesehatan dan kestabilan ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H