Tingginya kasus pernikahan dini dan pergaulan bebas di Mojokerto, terlebih di Kecamatan Trawas menjadi isu krusial pemerintah Kabupaten Mojokerto saat ini. Banyaknya remaja yang tidak melanjutkan pendidikan ke sekolah dengan jenjang yang lebih tinggi disebabkan kurangnya motivasi belajar dari para remaja dan terjebak pada pergaulan yang tidak sehat sehingga menyebabkan mereka malah memilih untuk melakukan pernikahan dini.
Permasalahan ini menjadi sangat penting untuk segera diselesaikan mengingat remaja menjadi tombak kemajuan bangsa di masa mendatang. Menurut BPS, komposisi remaja di Indonesia yang berumur kurang dari 16 tahun ada sebanyak 25,69% dan remaja yang berumur 16-30 tahun ada sebanyak 23,18% yang mana persentase ini menunjukkan penurunan dalam sepuluh tahun terakhir, sehingga kualitas anak muda kita sekarang akan sangat berpengaruh besar dalam pembangunan dan kemajuan Indonesia.
Menyikapi isu tersebut, kelompok KKN-BBK 4 Universitas Airlangga di Desa Trawas mengusung program kerja yang memberikan sosialisasi mengenai kesehatan alat reproduksi dan remaja, anti pergaulan bebas, serta peningkatan motivasi belajar yang dilakukan di SMPN 1 Trawas, Kabupaten Mojokerto. Sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai kesehatan reproduksi remaja dan dampak-dampak yang akan dihadapi remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak sehat sehingga siswa-siswi SMPN 1 Trawas dapat menjalani masa remaja dengan pergaulan yang sehat dan membuat motivasi belajar mereka meningkat dengan hadirnya mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Airlangga.
Acara ini digelar pada hari Kamis, tanggal 18 Juli 2024 di aula SMPN 1 Trawas dengan peserta sebanyak 48 siswa yang didampingi juga dengan kepala sekolah SMPN 1 Trawas, Bapak Sudiono S.Pd., S.Kom., dengan judul “REMAS: Remaja Emas Tanpa Pergaulan Bebas”. Acara ini memancing antusias para siswa-siswi, baik dalam sosialisasi anti pergaulan bebas dan juga mengenai ketertarikan siswa-siswi terhadap Universitas Airlangga. Acara sosialisasi anti pergaulan bebas ini juga disambut baik oleh Bapak Sudiono selaku kepala sekolah karena acara ini dinilai sebagai langkah yang baik untuk memberikan wawasan baru mengenai dampak pergaulan bebas dan kesehatan reproduksi remaja yang mungkin dianggap tabu untuk diperbincangkan dengan para orang tua.
Tidak hanya berisi tentang materi-materi anti pergaulan bebas, siswa-siswi SMPN 1 Trawas juga diajak untuk bermain permainan-permainan yang menarik dalam kelompok-kelompok kecil. Bagi kelompok yang terbaik, maka akan mendapatkan hadiah menarik di akhir acara. Acara juga dimulai dengan pre-test untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan siswa-siswi SMPN 1 Trawas mengenai materi-materi yang akan dipaparkan dalam acara REMAS. Pada akhir acara, siswa-siswi akan mengisi post-test untuk mengetahui seberapa efektif sosialisasi ini dilaksanakan dalam memberikan wawasan baru pada siswa-siswi SMPN 1 Trawas.
Pre-test dan post-test yang dilakukan menunjukkan bahwa siswa-siswi SMPN 1 Trawas sebagian besar sudah memahami pembelajaran-pembelajaran dasar kesehatan reproduksi dan anti pergaulan bebas yang mana diharapkan siswa-siswi nantinya mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan pihak sekolah juga diharapkan dapat memberikan program-program pendidikan yang dapat membuat kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga remaja tidak memandang pendidikan sebagai proses yang membosankan dan membuat remaja tidak mencari kesenangan lain di luar sekolah yang mengarahkan remaja ke hal-hal negatif serta memandang pendidikan menjadi sesuatu yang berharga sehingga motivasi belajar remaja meningkat di Kabupaten Mojokerto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H