Karawang, 25 Januari 2024 -- Kelompok KKN Unsika di Bayur Kidul berhasil mengadakan sosialisasi mengenai kesehatan reproduksi yang bertemakan "Membangun Kesadaran dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi untuk Generasi Muda". Kegiatan tersebut di laksanakan di Pondok Pesantren Al-Burdah pada tanggal (21/1/2024). Menurut Nanda Maysha Nitimanta selaku Ketua Pelaksana "Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberi kesadaran bagi remaja agar tetap menjaga kesehatan reproduksinya karena hal itu adalah aset berharga dan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia".
Edukasi reproduksi masih dianggap tabu di kalangan masyarakat Indonesia. Karena pada praktiknya, orang tua tidak terbuka saat membicarakan tentang hal yang berbau seksual. Padahal pendidikan seks itu bukan soal budaya, agama, atau pun kepercayaan, namun lebih dari itu, yaitu hubungan manusia dengan orang lain dan juga dirinya sendiri.
Dikutip dari yankes.kemenkes.go.id, banyak masalah yang akan timbul akibat mengabaikan kesehatan reproduksi. Masalah - masalah yang timbul akibat kurangnya pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi yaitu Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD), aborsi, perkawinan dan pernikahan dini, IMS atau PMS dan HIV/AIDS (Marmi, 2013). Â Bahkan, menurut juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Muhammad Syahril, penyakit sifilis atau raja singa juga dilaporkan meningkat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2016-2022). Dari 12 ribu kasus menjadi hampir 21 ribu kasus dengan rata-rata penambahan kasus setiap tahunnya mencapai 17 ribu hingga 20 ribu kasus. Angka penularan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia juga meningkat pada tahun 2023.
Dari penjelasan diatas, kita mengetahui bahwa sekarang sudah bukan saatnya lagi mengidentifikasi pendidikan seksual dan reproduksi kepada anak dan remaja sebagai sesuatu yang tabu. Pendidikan ini penting sebagai usaha preventif agar kelompok usia tersebut bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Terlebih lagi, mengutip dari Kepala BKKBN Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), para remaja ini merupakan generasi penerus yang harus menjadi generasi unggul dalam bonus demografi sehingga bisa mentransformasikannya menjadi bonus kesejahteraan bagi Indonesia.
Agar selaras dengan pernyataan ahli dan fakta diatas, maka Kelompok KKN Unsika berusaha untuk menanggulangi efek permasalahan ini dengan mewadahi para remaja dengan adanya edukasi kesehatan reproduksi skala kecil. Mahasiswa KKN yang berlokasi di desa Bayur Kidul mulai melakukan edukasi reproduksi dengan cara sosialisasi. Supaya penjelasan lebih valid, mereka mendatangkan pemateri Ibu Suci Suharti Juhana, AMd. Keb. selaku salah satu bidan di desa setempat.
Materi yang disampaikan yaitu seperti, cara mendidik remaja dengan cara membangun kesadaran dan pengetahuan Ksehatan reproduksi, upaya pencegahan remaja terhadap kekerasan seksual, mengatasi remaja yang sudah terpengaruh pergaulan bebas, dan strategi untuk mendampingi remaja untuk menjaga kebersihan alat reproduksi. Kegiatan ini disambut baik oleh para warga desa, terutama kalangan remaja dan ibu-ibu. Terbukti kegiatan ini sukses dilaksanakan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H