Sampah masih menjadi permasalahan utama di seluruh negara dari tahun ke tahun, termasuk Indonesia. Salah satu jenis sampah yang paling membutuhkan perhatian khusus yakni sampah plastik. Hal ini dikarenakan sampah plastik merupakan bahan kimia yang membutuhkan waktu yang lama untuk bisa terurai dengan sempurna. Penggunaan sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari saat ini tidak dapat dipisahkan, sehingga menyebabkan penimbunan sampah dalam skala yang besar. Sampah plastik seperti botol-botol bekas, plastik bekas makanan, dan kaleng merupakan sampah plastik yang banyak dijumpai di masyarakat.
Dalam upaya mengurangi masalah yang berkaitan dengan sampah plastik banyak cara yang dapat dilakukan, diantaranya penyediaan tempat sampah, pembentukan komunitas bank sampah, atau mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengelola sampah plastik adalah membuat ecobrick. Ecobrick adalah istilah yang digunakan untuk hasil daur ulang sampah plastik yang ramah lingkungan. Sesuai namanya eco yang berarti lingkungan dan brick yang berarti bata maka dapat diartikan jika ecobrick merupakan bata yang ramah lingkungan. Dimana ecobrick bahkan dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti bata konvensional untuk mendirikan bangunan.
Berangkat dari ide tersebut, mahasiswa KKN UM Banjarejo 2022 beserta Dosen Pembimbing Lapangan Ibu Yuniawatika, S.Pd., M.Pd. membuat program kerja mengenai pengelolaan limbah sampah rumah tangga untuk dimanfaatkan menjadi ecobrick. Pada tahap awal mahasiswa bekerja sama dengan bank sampah daerah setempat untuk mengumpulkan sampah-sampah dari warga sekitar. Sampah yang dikumpulkan berupa botol bekas minuman 350ml dan 1500ml, plastik kresek, dan sampah kemasan plastik. Langkah pertama yang dilakukan, sampah plastik yang sudah terkumpul dipotong kecil-kecil kemudian dimasukkan ke dalam botol. Pastikan botol terisi seluruhnya dengan sampah sampai padat dan keras. Untuk memudahkan memadatkan sampah tersebut dapat menggunakan bantuan stik kayu. Hasil akhir dari pembuatan ecobrick ini berbentuk kursi dan meja.
Pada Minggu (17/7), hasil daur ulang ecobrick berupa kursi dan meja tersebut kemudian diserahkan kepada Griya Resik. Griya resik sendiri merupakan lembaga yang menaungi pengelolaan sampah yang ada di Desa Banjarejo. Harapannya dengan adanya program pengelolaan sampah menjadi ecobrick di Desa Banjarejo ini, warga sekitar akan lebih peduli dengan sampah yang ada di lingkungannya sehingga angka limbah sampah dapat berkurang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H