Mohon tunggu...
Muhamad ArieTryanto
Muhamad ArieTryanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa semester 8 jurusan Fisika Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pemenuhan Gizi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan, Mahasiswa Universitas Diponegoro Meningkatkan Peran Kader Kesehatan

13 Februari 2024   07:30 Diperbarui: 13 Februari 2024   07:40 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngablak, Magelang (06/02/2024) - Kekurangan gizi pada anak merupakan isu kesehatan masyarakat yang signifikan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Meskipun dalam beberapa dekade terakhir terdapat penurunan masalah kekurangan gizi di Indonesia, namun tingkat kekurangan gizi akut dan kronis masih cukup tinggi. Data nasional menunjukkan bahwa 36,8% anak balita mengalami stunting (tinggi badan lebih pendek dari standar), mengindikasikan adanya kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama atau kronis, yang dapat disebabkan oleh tingginya tingkat penyakit atau rendahnya asupan makanan.

Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kep.42/M.PPN/HK/04/2020 telah menetapkan Kabupaten Magelang bersama dengan 16 kabupaten/kota lainnya di Indonesia sebagai prioritas lokasi fokus intervensi terintegrasi dalam upaya penurunan tingkat stunting pada tahun 2021. Kecamatan Ngablak merupakan kecamatan yang terletak di daerah pegunungan dengan prevalensi stunting tertinggi di kabupaten Magelang yaitu 21,67%.

Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan fase kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini dimulai sejak masa kehamilan (270 hari selama kehamilan) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari dua tahun pertama kehidupan). Pemenuhan gizi seimbang sejak masa kehamilan, dilanjutkan inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif, hingga pemberian Makanan Pendamping ASI merupakan komponen penting yang harus dipenuhi. 

Kader Kesehatan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kesadaran ibu untuk memenuhi gizi balita dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan. Kader diharapkan memiliki peran aktif serta mampu menjadi pendorong, motivator dan penyuluh Masyarakat. Dena Aulia Restu Ardini, mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat yang tergabung dalam Tim I KKN Universitas Diponegoro Tahun Ajaran 2023/2024 berupaya untuk meningkatkan peran kader Kesehatan dalam megedukasi ibu balita terkait pentingnya pemenuhan gizi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan terutama melalui pemberian ASI dan MPASI. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu melalui penyuluhan untuk kader Kesehatan khususnya kader posyandu dusun Bandungrejo mengenai pemenuhan gizi selama periode 1000 HPK. Kegiatan tersebut dihadiri oleh kurang lebih 20 kader Kesehatan desa Bandungrejo. Pada kegiatan tersebut dilakukan penyuluhan terkait definisi 1000 HPK, dampak jika gizi tidak terpenuhi, upaya pemenuhan gizi yang dapat dilakukan, dan pengelolaan asuhan selama periode 1000 Hari Pertama Kehidupan. Diberikan juga modul terkait 1000 Hari Pertama Kehidupan dan link drive terkait cara pembuatan MPASI.

Diharapkan melalui kegiatan ini kader Kesehatan dapat memberikan dukungan, memberi informasi mengenai sumber dan cara pengolahan MPASI yang baik, dan mengarahkan ibu-ibu hamil dan ibu balita ke fasilitas Kesehatan yang sesuai. Melalui peran ini, kader kesehatan berkontribusi dalam upaya pencegahan kekurangan gizi pada ibu hamil, bayi, dan balita, sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal selama periode 1000 hari pertama kehidupan.

Penulis: Dena Aulia Restu Ardini (Mahasiswi Kesehatan Masyarakat KKN Tim 1 Universitas Diponegoro 2023/2024)

Dosen Pembimbing Lapangan: Prof. Dr. Hermin Pancasakti K., S.Si, M.Si

Lokasi: Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun