gizi, terutama gizi kurang, stunting, dan obesitas. Berdasarkan hasil survey Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021, prevalensi masalah gizi ini masih cukup jauh dari target yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 -- 2024. Padahal, masalah gizi yang tidak teratasi dengan baik akan berdampak tidak hanya terhadap tumbuh kembang individu, tetapi juga suatu negara karena kualitas bangsa yang baik salah satunya ditentukan dari asupan gizi yang cukup.
Indonesia sedang menghadapi berbagai masalahUntuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan upaya dari berbagai pihak. Selain upaya keluarga, peran kader Posyandu sebagai penggerak dan penyuluh kesehatan masyarakat juga penting. Kader memiliki tugas utama pada saat hari buka Posyandu untuk melakukan penyuluhan terhadap orang tua balita mengenai pola asuh yang tepat sehingga anak dapat tumbuh secara aktif, cerdas, dan sehat. Pelayanan ini dapat berupa konsultasi, konseling, dan diskusi kelompok. Konseling menjadi salah satu pelayanan Posyandu penting untuk dilakukan karena dalam kegiatan inilah kader dapat menggali serta mengidentifikasi masalah pada balita untuk selanjutnya menentukan intervensi yang tepat sesuai dengan kondisi masing -- masing anak. Akan tetapi, tidak jarang ditemui kader Posyandu yang belum dapat melakukan konseling gizi dengan teknik yang tepat.Â
Dengan adanya masalah tersebut, Zerlina Cleantha Perlita sebagai mahasiwa Gizi Universitas Diponegoro yang sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang mencoba untuk memberikan pelatihan mengenai teknik konseling gizi kepada kader Posyandu. Hal ini dilakukan karena minimnya pengadaan pelayanan konseling gizi ketika kegiatan Posyandu berlangsung. Dalam pelatihan tersebut dijelaskan mengenai pentingnya konseling gizi, serta alur dan media yang tepat untuk digunakan. Teknik komunikasi juga disampaikan dalam pelatihan agar kader Posyandu mampu mendengarkan dan memahami, serta membangun rasa percaya diri klien sehingga tercipta suasana yang nyaman dan tidak mengintimidasi ketika sesi konseling.
Pelatihan diadakan dalam pertemuan rutin kader Posyandu (26/01/2023) yang terbagi dalam dua sesi, diantaranya pemaparan materi dan tanya jawab. Para kader Posyandu yang mengikuti pelatihan antusias menerima ilmu baru yang disampaikan. Dengan penuh semangat, mereka juga membangun diskusi bersama. Setelah diadakan pelatihan ini, diharapkan kader semakin terampil dalam memberikan pelayanan konseling gizi di Posyandu Desa Bandar untuk dapat membantu menyelesaikan masalah gizi yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H