Mohon tunggu...
KKN Balesari 74
KKN Balesari 74 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengabdian Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelompok 74 UNTIDAR Dukung Petani Kopi Desa Balesari Dusun Malanggaten dan Kembangsari Melalui Sosialisasi Optimalisasi Lahan

4 Agustus 2024   21:40 Diperbarui: 14 Agustus 2024   16:52 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa Kuliah kerja nyata(KKN) Universitas Tidar (Untidar) kelompok 74 mengadakan sosialisasi terkait penanam dan perawatan tanaman kopi. 

Rangkaian acara berlangsung di Balai Desa Balesari pada hari Kamis, 1 Agustus 2024. Kegiatan ini melibatkan warga dusun Malanggaten dan Kembangsari serta perangkat desa Balesari.

Dengan diadakannya kegiatan ini, bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk mengoptimalkan lahan serta meningkatkan produktivitas penanaman kopi. Mengembangkan produk kopi khas Balesari yang tepat dengan branding produk, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi kopi tersebut.

Penjelasan mengenai sosialisasi penanaman dan perawatan kopi disampaikan oleh bapak Sawardi sebagai petani kopi dari Perhutani dan bapak Denden sebagai pemateri yang merupakan CEO dari Rumah Kopi Temanggung. 

Pak Sarwadi menyampaikan "Penanaman kopi dimulai dengan penyiapan lahan yang baik dan pemilihan bibit" Metode yang dianggap terbaik oleh pak Sarwadi adalah penggunaan polibag. Menurutnya, perawatan kopi relatif mudah dan menjanjikan, dengan kondisi tanah di Temanggung dan Balesari yang hampir serupa.

Pemateri Rumah Kopi Temanggung
Pemateri Rumah Kopi Temanggung

Pak Deden menjelaskan mengenai kopi belt, "Wilayah penghasil kopi utama di dunia, salah satunya adalah Indonesia. Indonesia, yang berada di posisi ke-4 sebagai penghasil kopi terbesar dunia, yang dapat menghadapi tantangan iklim dan cuaca" Ia menyarankan agar petani kopi yang belum memiliki penaungan segera menambahkannya, karena cuaca yang tidak mendukung dapat mempengaruhi hasil panen. Penaungan berupa tanaman petai cina dan tidak disarankan menggunakan naungan pohon tahunan karena pohon tahunan lebih banyak menyerap nutrisi. Saat ini, Sumatera menyumbang hampir 75% produksi kopi Indonesia.

Pak Deden juga membahas proses produksi kopi, mulai dari penanaman hingga penyajian. "Memetik biji kopi yang sudah merah dan ranum dianggap lebih ekonomis dan berkualitas dibandingkan dengan biji yang masih hijau" Ujar Pak Dedem. Kopi yang berwarna hijau yang masih di pohon memerlukan banyak nutrisi, sehingga kurang ideal untuk dipanen. Kualitas kopi sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya dan penanganan pasca panen oleh petani.

Pak Sarwadi juga menyampaikan terkait perawatan kopi "Jarak ideal penanaman kopi sekitar 2,5 m hingga 3,5 m dan membutuhkan perawatan yang harus konsisten terutama penanganan jamur dengan pemotongan sejak dini" Beliau menyarankan untuk penjemuran biji kopi lebih baik di green house karena lebih aman dari cuaca dan hindari penjemuran di tanah secara langsung karena dapat mempengaruhi hasil kopi. 

Bapak Siswanto selaku Kepala Desa Balesari berharap dengan adanya kegiatan sosialisasi ini dapat membantu para petani yang ada di Desa Balesari untuk mengoptimalkan lahan dan produktivitas kopi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun