Babakan Peuteuy, 19 Januari 2025 -- Babakan Peuteuy merupakan salah satu desa di Cicalengka dengan berbagai potensi kewirausahaan di dalamnya. Tidak sedikit potensi kewirausahaan ini menjadi tumpuan hingga tolak ukur perekonomian masyarakat di desa tersebut. Salah satu potensi kewirausahaan desa ini adalah usaha konveksi hijab, dimana usaha ini telah cukup menyebar luas diantara masyarakat. Hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang menjadi pelaku usaha konveksi terutama konveksi hijab di desa tersebut. Melihat potensi tersebut, mahasiswa/i tim KKN Universitas Padjadjaran dengan topik utama "Padjadjaran Menginspirasi : Ekonomi Kreatif di Desa Babakan Peuteuy" kembali melakukan observasi dengan mengunjungi beberapa lokasi UMKM Konveksi Hijab di Desa Babakan Peuteuy. Sebagian besar konveksi hijab yang telah dikunjungi telah memiliki brand serta target pemasaran tersendiri, diantaranya seperti Sherin Hijab dan An-Naura yang dikelola oleh Bu Yuli, SF Hijab yang dikelola oleh Bapak Aday, serta Arriqin Hijab milik Bapak Ariqin. Dalam agenda observasi tersebut, kami mengamati beberapa hal terkait dengan usaha konveksi hijab tersebut. Umumnya, usaha konveksi di desa tersebut masih dikelola secara perorangan dengan tenaga kerja yang terlibat di dalamnya masih berasal dari desa Babakan Peuteuy itu sendiri.
Masih dalam rangka tahap observasi, tim KKN Unpad mengamati beberapa hal yang terkait dengan konveksi hijab. Dimulai dari proses pembuatan hijab seperti pemotongan kain dasar hingga pemasaran hijab siap jual. Selain itu, kami juga berkesempatan untuk mengunjungi secara langsung rumah produksi, yakni tempat dilakukannya proses pembuatan konveksi hijab. Di sisi lain, tim KKN Unpad juga berhasil mengidentifikasi beberapa hal yang hingga saat ini masih menjadi kendala bagi para pelaku usaha di desa Babakan Peuteuy, terutama bagi pelaku usaha Konveksi Hijab. Menurut salah satu narasumber kami, yakni Bu Yuli, pemodalan masih menjadi kendala utama. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa masih banyak pelaku usaha (UMKM) di desa ini belum mendapat bantuan secara finansial dari desa untuk menunjang perkembangan usahanya. Di sisi lain, masalah mengenai legalitas merk, efektifitas strategi pemasaran serta manajemen operasional keuangan UMKM juga masih menjadi persoalan tersendiri. Bu Yuli mengatakan bahwa pencatatan transaksi keuangan usaha konveksinya memang masih belum terstruktur sebagaimana semestinya. Hal ini tentunyaMenilik beberapa persoalan diatas, tim KKN Unpad berencana untuk membuat suatu program pelatihan terstruktur bagi para pelaku usaha kecil dan menengah di desa tersebut, tidak terkecuali di dalamnya bagi pelaku UMKM Konveksi. Pelatihan yang nantinya akan secara langsung dipandu oleh mahasiswa/i tim KKN Unpad ini akan dibuat dalam bentuk mini workshop serta praktik langsung skill- skill tertentu oleh para pelaku usaha. Sejalan dengan tema besar KKN kali ini, pelatihan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memberikan wawasan-wawasan seputar dunia usaha sekaligus sebagai bentuk peningkatan ekonomi kreatif di desa tersebut. Beberapa respon positif dari para pelaku usaha menjadi acuan bagi tim KKN Unpad untuk memaksimalkan momentum ini. "Alhamdulillah, tentunya senang jika dari tim KKN sendiri akan mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi kami. Kebetulan saya sudah 19 tahun di usaha konveksi hijab ini dan tentunya sudah banyak struggle-struggle yang dihadapi, terlebih lagi di masa Covid. Harapannya semoga ini dapat menjadi edukasi baru bagi saya, karena yang namanya ilmu itu tidak mungkin saya tolak". Ujar Bapak Ariqin, salah satu pemilik usaha konveksi hijab Desa Babakan Peuteuy.
Tim KKN Unpad tentunya berharap program pelatihan tersebut dapat menjadi suatu wadah sekaligus pembuka kreativitas para pelaku usaha di desa Babakan Peuteuy. Â Selain itu, kami berharap hal tersebut dapat menjadi langkah positif serta bentuk kontribusi nyata dalam memberdayakan berbagai elemen masyarakat terkhusus bagi para pelaku usaha (UMKM) di desa tersebut serta hasil dari program pelatihan ini nantinya mampu terimplementasi secara maksimal dan berkelanjutan oleh mereka yang berwirausaha.
Penulis : Dwiratri Mursyida Baldah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H