Mohon tunggu...
kknatjarum
kknatjarum Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

merupakan tim kkn beranggotakan 12 orang yang bertempat di Desa Jarum, Bayat, Klaten, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peningkatan Potensi UMKM Desa Jarum Melalui Program Binaan Langsung KKN 142 UNS

3 September 2024   19:19 Diperbarui: 3 September 2024   19:21 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi KKN 142 UNS

Tim Kuliah Kerja Nyata Riset Grup (KKN-RG) 142 Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan bimbingan Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak melakukan Program Binaan Langsung untuk meningkatkan potensi UMKM Batik di Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Program binaan langsung terdiri dari Program "Door-to-Door" dan "Sosialisasi Financerdas UMKM". 

Tim KKN-RG 142 UNS melakukan Program "Door-to-Door", yaitu melakukan kunjungan satu per satu ke rumah pelaku UMKM Batik di Desa Jarum, dimulai hari Senin (22/7/2024). Program "Door-to-Door" bertujuan untuk memberikan dukungan secara langsung kepada para pelaku UMKM Batik di Desa Jarum, khususnya di bidang digital marketing.

Sebelum melakukan Program "Door-to-Door", kami sudah mempersiapkan materi berdasarkan kuesioner yang kami sebarkan saat kegiatan sosialisasi digital marketing yang sudah kami adakan sebelumnya. Dari hasil kuesioner tersebut, kami menganalisis media pemasaran yang sudah digunakan para pelaku UMKM, seperti Instagram, Tiktok, dan sebagainya. Dari hasil analisis, kami menyiapkan saran dan masukan terkait pembuatan konten, copywriting, pembuatan katalog produk, dan sebagainya. Terdapat UMKM yang belum memiliki logo usaha, kami juga menyiapkan desain logo yang bisa digunakan oleh mereka.  

Tim KKN-RG 142 UNS mengunjungi UMKM Batik secara bergantian, satu hari kami mengunjungi 2 UMKM Batik. Kami sudah mengunjungi 13 UMKM Batik di Desa Jarum. Para pelaku UMKM Batik menyambut kami dengan hangat dan positif. Mereka senang dan terbuka ketika kami kunjungi. Dalam kesempatan kunjungan ini, kami mendengarkan keluh kesah dan tantangan yang mereka hadapi dalam mengelola usaha mereka. 

Dimulai dengan kami melakukan wawancara terkait usaha mereka, bagaimana mereka memproduksi batik, apa saja tantangan dalam produksi batik, dan bagaimana mereka tetap bertahan di tengah guncangan ekonomi, apalagi pasca Covid-19. Selanjutnya, kami mulai memasuki topik pemasaran, kami membahas dan berdiskusi bagaimana mereka memasarkan produk-produk mereka. Ada beberapa UMKM yang sudah memiliki pangsa pasar yang tetap, tetapi ada juga yang masih terus berusaha memperluas pangsa pasar. Kemudian, kami mulai mengenalkan dan memberikan pelatihan terkait digital marketing. 

Kami memberikan saran dan masukan terkait media pemasaran yang sudah mereka miliki. Selain itu, kami juga memberikan pelatihan untuk memaksimalkan penggunaan media sosial untuk tujuan promosi, seperti Instagram dan Tiktok dengan menggunakan fitur-fiturnya untuk keperluan branding, berinteraksi dengan customer, penjualan, dan sebagainya. Para pelaku UMKM memiliki antusiasme yang tinggi untuk belajar digital marketing, tetapi ada beberapa kendala dari para pelaku, salah satunya adalah sulitnya untuk konsisten menerapkan digital marketing dikarenakan pelaku usaha di Desa Jarum mayoritas berusia diatas 45 tahun yang memiliki keterbatasan dalam menggunakan handphone. Di akhir, kami berdiskusi tentang pencatatan keuangan dan harga produk batik. Setelah itu, kami menawarkan UMKM Batik untuk mengikuti sosialisasi tentang keuangan yang akan kami adakan, yaitu "Sosialisasi Financerdas UMKM".

Setelah kegiatan "Door-to-Door", pada hari Sabtu (27/8/2024) kami mengadakan "Sosialisasi FinanCerdas UMKM". Peserta dalam kegiatan ini dipilih dari kegiatan "Door-to-Door" sebelumnya, khususnya bagi UMKM Batik yang mau terbuka terkait harga produk dan ingin mengetahui harga produk mereka apakah sudah untung atau malah rugi. Program ini merupakan salah satu program unggulan dalam rangka meningkatkan pemahaman keuangan UMKM Batik di Desa Jarum. Sosialisasi ini berfokus pada cara menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) yang benar, sehingga para pelaku usaha dapat menentukan harga jual yang tepat untuk produknya.

Dalam sesi ini, para peserta diajak untuk memahami komponen-komponen yang membentuk HPP, seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead lainnya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang HPP, diharapkan para pengusaha batik dapat menetapkan harga jual yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga menguntungkan.

Salah satu keunikan dari "Sosialisasi FinanCerdas UMKM" ini adalah adanya sesi 1-on-1, di mana setiap UMKM diberikan kesempatan untuk berkonsultasi secara pribadi dengan tim KKN-RG 142 UNS. Dalam sesi ini, para pengusaha dibimbing untuk menghitung ulang HPP mereka, menganalisis apakah mereka sudah benar-benar memperoleh keuntungan atau justru mengalami kerugian dalam menjual produknya.

Sesi ini menjadi momen penting bagi para pelaku usaha untuk mengevaluasi kinerja bisnis mereka dari sisi keuangan. Banyak dari mereka yang baru menyadari bahwa perhitungan HPP yang tidak tepat selama ini membuat margin keuntungan mereka sangat tipis. Dengan bimbingan dari tim kami, mereka belajar untuk menyesuaikan strategi harga dan biaya agar bisnis tetap berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun