Mohon tunggu...
KKN Alas Malang 203
KKN Alas Malang 203 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN Universitas Jember kelompok 203 Desa Alasmalang, Panarukan, Situbondo.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mahasiswa KKN Universitas Jember Ikut serta dalam Proses Pembuatan Kuliner Khas Alasmalang Kerupuk Inul

25 Juli 2024   15:06 Diperbarui: 26 Juli 2024   02:01 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar kerupuk inul kuliner khas Desa Alasmalang (Dokpri)

Situbondo - Pada tanggal 13 Juli 2024, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember kelompok 203 Alasmalang Kelompok memulai kegiatan survei yang menarik mengenai kerupuk Inul yakni makanan khas desa Alasmalang, Panarukan, Situbondo. Kerupuk Inul merupakan salah satu kuliner yang sangat populer di Alasmalang. Survei ini dilakukan pada minggu pertama program KKN mereka, dengan tujuan untuk mendokumentasikan serta mengenal keunikan kuliner lokal dari desa Alasmalang.

Kerupuk inul dikenal karena namanya yang unik terletak pada reaksinya saat digoreng. Ketika dimasukkan ke dalam minyak panas, kerupuk ini mulai bergerak atau 'bergoyang' seperti menari di dalam wajan, maka dari itu kerupuk ini disebut dengan kerupuk Inul.

Selain itu, kerupuk Inul juga memiliki nilai historis yang dalam bagi masyarakat setempat. Makanan ini bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga merupakan bagian dari identitas budaya Alasmalang yang perlu dilestarikan. Kehadirannya dalam acara-acara adat dan perayaan lokal menunjukkan betapa pentingnya kerupuk Inul sebagai simbol kebersamaan dan kehangatan di tengah-tengah masyarakat.

"Kerupuk ini beda dari yang lain, rasanya unik banget. Tidak sekedar renyah saja, namun juga ada cita rasa yang berbeda dengan kerupuk lainnya, yang memberikan rasa yang lebih lezat, jadi cocok untuk cemilan, bikin ketagihan!" ujar Bu sunar, salah satu pemilik UMKM kerupuk inul desa Alasmalang.

Melalui kegiatan survei ini, kelompok KKN Alasmalang Kelompok 203 berharap dapat mengangkat nilai-nilai positif dari kuliner tradisional mereka. Dengan menggali informasi lebih dalam mengenai proses pembuatan, nilai gizi, dan dampak ekonomi lokal dari kerupuk Inul, mereka berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan keberagaman kuliner di daerah ini. Sebagai hasilnya, diharapkan kerupuk inul dapat semakin dikenal secara luas dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi komunitas Alasmalang.

Dengan demikian, kerupuk inul bukan hanya menjadi hidangan lezat untuk dinikmati, tetapi juga menjadi jembatan untuk memahami lebih dalam tentang kekayaan budaya dan kuliner yang dimiliki oleh Alasmalang, Panarukan, Situbondo. Keberagaman kuliner lokal seperti ini merupakan aset berharga yang perlu dijaga dan dipromosikan demi mempertahankan identitas serta kekayaan warisan budaya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun