Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posko 61 dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang telah berhasil menerapkan sistem permakultur di halaman Balai Desa Pujut. Program ini bertujuan untuk mengembangkan keberlanjutan lingkungan serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem lokal.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama beberapa minggu ini, para mahasiswa KKN mengajarkan konsep permakultur kepada warga desa. Permakultur merupakan pendekatan desain yang memanfaatkan prinsip-prinsip ekologi dan sistem alam untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini meliputi pembuatan kebun sayur, penanaman pohon, dan penggunaan limbah organik sebagai pupuk kompos.
Koordinator KKN Posko 61, Ahmad Sahal, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memperindah lingkungan desa tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara bercocok tanam yang ramah lingkungan dan hemat biaya. "Kami berharap, dengan penerapan sistem permakultur ini, masyarakat Desa Pujut dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka dan menjaga kelestarian alam," ujarnya.
Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan partisipasi aktif dari warga desa, yang antusias dalam mempelajari dan menerapkan teknik-teknik baru dalam bercocok tanam. Para mahasiswa juga melakukan pelatihan mengenai pemanfaatan sumber daya lokal secara efisien dan menjaga kebersihan lingkungan.
Dengan suksesnya penerapan sistem permakultur ini, Posko 61 KKN UIN Walisongo berharap dapat menginspirasi desa-desa lain untuk mengadopsi konsep serupa demi keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H