Mohon tunggu...
KKN_160 Gubrih Jaya
KKN_160 Gubrih Jaya Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswa

Kelompok KKN UNEJ 160 bertempat di Desa Gubrih, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penambahan Bahan Dasar dalam Komposisi Pupuk Organik Padat (POP), Diharapkan dapat Memperbaiki Kualitas POP Produksi Desa Gubrih

6 Agustus 2024   00:14 Diperbarui: 6 Agustus 2024   00:22 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Produksi pembuatan Pupuk Organik Padat (POP) Desa Gubrih yang sudah ada sebelumnya ternyata belum memiliki komposisi yang tepat untuk diaplikasikan pada beberapa jenis tanaman, sebab bahan dasar yang digunakan pada produksi sebelumnya masih belum sesuai dengan standar modul pembuatan pupuk organik padat. Kelompok KKN 160 Desa Gubrih pada akhirnya menemukan bahwasanya pada POP sebelumnya masih kekurangan bahan dasar seperti, hijauan (daun gamal, pelepah pisang dan daun kipait). Lalu pada bahan dasar coklatanya masih kurang bahan seperti, daun kering dan dedak padi.

pengambilan bahan dasar coklatan (Dokpri)
pengambilan bahan dasar coklatan (Dokpri)

Penggunaan limbah kotoran sapi masih menjadi bahan dasar utama pembuatan pupuk organik padat, selanjutnya penambahan bahan dasar hijauan dan coklatan menjadi solusi untuk menciptakan pupuk organik padat yang memiliki komposisi lebih berkualitas dari produksi sebelumnya. Penggunaan hijauan dan coklatan pada pembuatan POP memanfaatkan kekayaan  sumber daya alam yang ada di Desa Gubrih, kelompok KKN 160 mengharapkan dengan adanya pemanfaat sumber daya alam yang melimpah dapat menciptakan peluang yang positif bagi masyarakat sekitar mulai dari kesehatan lingkungan hingga perekonomian desa.

Produksi pupuk organik padat saat ini dapat dikatakan sebagai produksi yang ekonomis namun tidak menurunkan kualitas dari pupuk tersebut, hal ini disebabkan karena peningkatan kualitas pupuk saat ini menggunakan sumber daya alam sekitar sebagai bahan dasar untuk peningkatan kualitas pupuk tersebut. Biaya produksi kali ini hanya mengeluarkan biaya pada dekomposer (EM4), sedangkan bahan dasar lainnya bersumber dari sumber daya alam.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun