Mohon tunggu...
KKN 9Bagorejo
KKN 9Bagorejo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa KKN Kolaboratif Jember

KKN 9 Bagorejo adalah kelompok KKN Kolaboratif Jember beranggota 9 mahasiswa yang berkegiatan di Desa Bagorejo, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Welit, Atap dari Daun Tebu, Potensi Usaha Unik Masyarakat Bagorejo

18 Agustus 2022   08:10 Diperbarui: 18 Agustus 2022   08:10 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1: Mahasiswa KKN Kolaboratif Jember melihat proses welit daun tebu. 

Jember Pengembangan sosial ekonomi masyarakat desa sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi membutuhkan strategi yang terintegrasi dengan baik. Usaha-usaha yang dapat dilakukan sebagai bentuk pengembangan sosial ekonomi masyarakat salah satunya dengan pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM). 

Bentuk usaha masyarakat desa Bagorejo yang telah dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama adalah produksi welit. Welit adalah sebuah atap yang terbuat dari pelepah tebu, daun kelapa, maupun alang-alang yang sudah kering. 

Saat ini para pengrajin welit di beberapa daerah hampir sulit ditemukan karena nilai jual produknya yang tidak begitu tinggi. Namun di desa Bagorejo masih banyak pengrajinan welit dari daun tebu yang masih bertahan untuk memproduksinya. 

Gambar 2: Bu Ngatina, salah seorang pengrajin welit sedang mencari daun tebu.
Gambar 2: Bu Ngatina, salah seorang pengrajin welit sedang mencari daun tebu.

Atap welit yang diproduksi para pengrajin di desa Bagorejo umumnya dipesan oleh pabrik tembakau yang beroperasi di sekitar desa, seperti dari daerah Lumajang dan Ambulu. 

Produksi satu atap welit membutuhkan kurang lebih 200 helai daun tebu kering, yang harus diambil sebelum matahari terbit karena rentan patah apabila terkena panas. 

Daun tebu tersebut kemudian akan dianyam dan diikat rapi dengan menggunakan batang bambu. Ukuran panjang satu atap welit bekisar satu meter setengah hingga dua meter dengan lebar satu meter. 

Satu atap welit yang diproduksi masyarakat desa Bagorejo memiliki nilai ekonomi sebesar seribu rupiah. Meski nilai beli yang didapatkan oleh pengrajin welit termasuk rendah, masih banyak masyarakat desa Bagorejo yang bertahan untuk menjadi pengrajin welit dan tidak mengurangi nilai serta kualitas dari produk. 

Meskipun begitu, para pengrajin welit di desa Bagorejo masih tetap berharap atas kenaikan nilai jual welit sehingga kesejahteraan ekonomi para pengrajin akan tercapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun