Â
Brisk Walking Exercise di Desa Jambesari Kecamatan Jambesari Darus Sholah pada Selasa, 13 Agustus 2024. Kegiatan sosialisasi ini bertempat di Rumah Ketua RT 34 RW 07 Dusun Angsanah. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dusun Angsanah, Ibu- ibu Kader KB, kader KIA, kader Posyandu, dan puluhan ibu-ibu RT 33 dan 34.
Bondowoso -- Mahasiswa KKN 99 UMD UNEJ melakukan sosialisasi tentangBrisk Walking Exercise merupakan olahraga kardio berupa jalan cepat dengan kecepatan 4-6 km/jam dilakukan selama 30 menit. Kegiatan ini bertujuan dalam mengedukasi dan mengembangkan kesadaran warga terkait penyakit tekanan darah tinggi, serta mengajarkan latihan terapi berjalan untuk mengontrol tekanan darah.Â
Kegiatan ini diawali oleh sambutan Candra Alfhianzaki selaku Koordinator Desa KKN 99 Desa Jambesari yang memaparkan secara singkat mengenai rangkaian acara dan harapan agar acara ini dapat berdampak baik bagi masyarakat. Sambutan kemudian disampaikan oleh Bapak Fauzan, S.Pd selaku Kepala Dusun Angsanah yang sekaligus membuka acara ini.Â
Muhammad Irfan Aditya Pratama yang merupakan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember sebagai pemateri pertama menyampaikan materi mengenai tekanan darah tinggi. Materi dilanjutkan mengenai demonstrasi Brisk Walking Exercise. Kegiatan ini bertujuan dalam mengedukasi dan memberi kesadaran kepada masyarakat tentang penyakit tekanan darah tinggi, serta mengajarkan dan mendemonstrasikan Brisk Walking Exercise.
Materi mengenai Stunting juga disampaikan oleh salah satu mahasiswa KKN. Materi stunting disampaikan agar Ibu-Ibu juga mengetahui bagaimana cara pencegahan stunting pada anak-anak. Penjelasan dimulai dari pengertian stunting, faktor-faktor, dampak dan cara pencegahannya. Disampaikan bahwa stunting disebabkan oleh faktor gizi buruk pada 1000 hari pertama kehidupan (hamil hingga 2 tahun), sanitasi dan lingkungan yang tidak sehat, serta pengetahuan orang tua yang kurang memadai. Selanjutnya mahasiswa memberikan tips praktis agar ibu-ibu dapat mencegah terjadinya stunting pada anak, seperti pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, menyusui eksklusif hingga 6 bulan, pemberian MP-ASI yang sesuai usia, memantau pertumbuhan balita di posyandu, membangun sanitasi yang baik di lingkungan rumah, serta menjaga kebersihan lingkungan.
Materi selanjutnya ialah penjelasan mengenai pernikahan dini yang disampaikan oleh Anita Renias Nur Zakiyah dari Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial. Pernikahan dini merupakan salah satu masalah sosial yang marak terjadi di lingkungan masyarakat terutama di pedesaan yang masih kental dengan budaya dan adat istiadat.Â
Pemateri juga menjelaskan tentang pengertian, faktor penyebab, dampak buruk, dan cara mencegah pernikahan dini. Faktor penyebab pernikahan dini, yakni kondisi perekonomian yang kurang stabil, adanya desakan dari keluarga, budaya, dan tradisi yang ada di lingkungan masyarakat, tingkat pendidikan rendah serta kurangnya kesadaran dan pengetahuan mengenai dampak buruk pernikahan dini.Â