Mohon tunggu...
KKN Kutogiri98
KKN Kutogiri98 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun Kuliah Kerja Nyata

Kelompok KKN 98 UAJY di Pedukuhan Kutogiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Makam Gunung Wangi Kutogiri Persemayaman Terakhir Kyai Aspio Banjir Prajurit serta Guru Ngaji Pangeran Diponegoro

5 Januari 2024   09:48 Diperbarui: 5 Januari 2024   10:05 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Gunung Wangi (Dok. pribadi)

Makam Gunung Wangi Kutogiri terletak di Pedukuhan Watu Belah, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Makam Gunung Wangi Kutogiri ini merupakan persemayaman terakhir seorang guru ngaji dari Pangeran Diponegoro yakni Kyai Aspiyo Banjir serta beberapa prajurit Pangeran Diponegoro. Makam Gunung Wangi ini dibuka untuk umum, sehingga sudah banyak peziarah yang berkunjung.

Nama makam Gunung Wangi ini diambil berdasarkan kebiasaan orang-orang yang membawa bunga ketika berziarah sehingga akan menimbulkan aroma harum. Selain itu, makam-makam ini terletak di gunung sehingga diberi nama Makam Gunung Wangi. Orang-orang yang berziarah ke makam Gunung Wangi rata-rata berasal dari daerah Magelang mengingat Kyai Aspiyo Banjir berasal dari kota Magelang. Makam Gunung Wangi tidak hanya terdapat satu makam saja, namun terdapat beberapa makam kyai lain serta prajurit Pangeran Diponegoro lainnya yang ikut berperang untuk mengusir Belanda dari tanah Jawa.

Makam Gunung Wangi (Dok. pribadi)
Makam Gunung Wangi (Dok. pribadi)

Makam Gunung Wangi mulai dikenal dan dibuka untuk umum kurang lebih 2 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2021. Banyak orang melakukan ziarah ke makam tersebut pada malam Jumat kliwon ataupun pada malam Selasa kliwon. Peziarah yang datang ke makam Gunung Wangi biasanya adalah para santri mengingat Kyai Aspiyo Banjir merupakan seorang pendiri pesantren Kuweron di Kedu Selatan. Para santri yang datang ke makam Gunung Wangi sering mengadakan acara doa bersama berupa yasinan di kawasan makam tersebut.  

Makam Gunung Wangi (Dok. pribadi)
Makam Gunung Wangi (Dok. pribadi)

Peziarah yang datang tidak dipungut biaya namun tidak sedikit juga peziarah memberikan sumbangan untuk perawatan makam yang ada di makam Gunung Wangi. Makam ini dikelola atau dijaga oleh Bapak Burhan yang berasal dari daerah Sentolo. Bapak Burhan diutus oleh Kyai Anshori yang merupakan seorang ulama dari kota Samarinda. 

Masyarakat yang tinggal di sekitar makam Gunung Wangi memiliki harapan yakni makam Gunung Wangi dapat lebih dikenal menjadi salah satu lokasi wisata religi. Masyarakat juga berharap adanya pembangunan fasilitas baik sarana maupun prasarana yang lebih baik untuk menunjang makam Gunung Wangi menjadi lokasi wisata religi. Permintaan adanya pembangunan fasilitas ini didukung dengan letak makam Gunung Wangi yang berada di daerah pegunungan yang memiliki akses jalan yang masih cukup sulit untuk dilalui para peziarah yang ingin berziarah ke makam Gunung Wangi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun