Situbondo merupakan sebuah kabupaten dengan potensi wisata yang sangat banyak. Beberapa diantaranya seperti wisata alam, wisata sejarah dan wisata religi. Terdapat satu ikon khas Situbondo yang mungkin sebagian orang tidak mengetahuinya seperti halnya wisata seni. Potensi wisata seni yang tercipta disebabkan karena Kabupaten Situbondo masuk kedalam lokus budaya Madura sehingga kesenian tersebut muncul dan berkembang sampai saat ini. Salah satu ikonik Situbondo adalah kesenian Wayang Topeng Kerte yang lokasinya berada di Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo.
Topeng Kerte merupakan seni wayang orang yang berkembang di Situbondo pada tahun 1930-an (Bovier, 2002: 120). Nama pendirinya adalah Kertesuwignyo.  Istilah Kerte merujuk pada seorang dalang wayang kulit, karena tidak begitu laku maka diganti menjadi wayang kulit. Secara bentuk topeng-topeng yang hadir dalam pertunjukan Kerte juga sangat variatif. Hidayah dan Tjintariani adalah pengrajin topeng Kerte pada masanya. Mereka  membaginya  menjadi 41 karakter, dengan 22-24 di antaranya sering digunakan dalam pertunjukannya. Lebih lanjut mereka membagi topeng Kerte menjadi beberapa kelompok, yaitu  Topeng Alos, Topeng Kasaran, Topeng Ksatria, Topeng Potre, dan Punakawan.
Sabtu, 6 Agustus 2022-Mahasiswa KKN Kelompok 424 melakukan kunjungan ke rumah bapak Samak. Bapak Samak merupakan  satu-satunya pengrajin  Topeng Kerte Desa Kotakan yang masih aktif membuat topeng sampai saat ini. Pengerjaan topeng Wayang Kerte ini dilakukan oleh bapak Samak dibantu istrinya.
Topeng Wayang Kerte merupakan produk khas Kotakan. Sayangnya, produk wisata tersebut belum menjadi produk unggulan Desa untuk meningkatkan kesejahteraan  hidup masyarakatnya. Terdapat beberapa faktor yang mendasari kurangnya impact usaha kerajinan topeng dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, diantaranya: (1) produktivitas  pembuatan Topeng Wayang Kerte yang mengalami kendala pada konsistensi proses produksi dan varian produk. Kendala produktivitas antara lain  tercermin dalam proses produksi yang masih tergantung pada pesanan, tanpa adanya kesadaran  untuk membuat produk yang siap jual dan varian topeng Kerte yang hanya terpaku pada fungsinya sebagai properti pentas serta belum menyasar pada bentuk varian lainnya. (2) Manajemen Pemasaran. Pada manajemen pemasaran, pengrajin topeng belum memaksimalkan media-media yang ada untuk menampung  produk siap jual seperti sosial media atau internet. Padahal, adanya manajemen pemasaran itu sangat penting dalam membantu memperkenalkan, menginformasikan, dan mempromosikan produk kepada khalayak ramai.
      Sejalan dengan itu Mahasiswa KKN Kelompok 424 UMD UNEJ melakukan suatu inisiatif untuk membantu memasarkan produk Topeng Wayang Kerte  ke ranah digital dengan memanfaatkan media sosial. Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari pelaksanaan  Tri Dharma Perguruan Tinggi.
      Mahasiswa KKN menyadari bahwa Topeng Wayang Kerte Desa Kotakan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan dilestarikan. Terdapat beberapa solusi yang diberikan diantaranya: (1) Sosialisasi mengenai manajemen produksi sehingga dapat melakukan proses produksi secara berkesinambungan. Pengrajin tidak hanya melakukan produksi bila ada pesanan tetapi sudah siap produk  bila sewaktu waktu ada konsumen datang. Kemudian yang juga penting adalah pengrajin dapat mengembangkan  dan membuat varian produk-produknya menjadi yang lebih kreatif. (2) mahasiswa KKN membuatkan akun Instagram khusus untuk kegiatan promosi Topeng Wayang Kerte untuk meningkatkan nilai guna media sosial dalam membantu mempromosikan produk. Selebihnya, memberikan pemahaman terkait optimalisasi pemanfaatan media sosial seperti WhatsApp, Instagram dan TikTok. (Pemesanan Topeng Kerte bisa langsung menghubungi 085233719328).
Referensi :
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/WRTP/article/view/9066
