Mohon tunggu...
KKN UMSIDA78
KKN UMSIDA78 Mohon Tunggu... Mahasiswa - KELOMPOK KKN UMSIDA 78 DESA MANDURO DUSUN BULURESIK KECAMATAN NGORO KABUPATEN MOJOKERTO

ANGGOTA KELOMPOK KKN UMSIDA 78 1. TALITHA SHERLY VANIA YUSRIYAH 191040700015 2. NUR KHOLIFAH 191040700026 3. MOCHAMAD SUROHADI 191080200046 4. SANDI WAHYU MAULANA 191080200199 5. SHELA FEBRIANTI 192010200019 6. MUHAMMAD NUR BIMO KRISNOTO 192010200091 7. MEI LINDA PURWANA 192010200185 8. ERINA YULINDA SARI 192010200191 9. ERIN TIA RANI 192010200397 10. SELLA DAMAYANTI 192010200466 11. SUCI KUSUMA WARDANI 192010300007 12. AMALIA VIYANTI 192010300172 13. ISYAFFINA QURAINI 192010300221 14. PRATIWI WIDIYA NINGRUM 192020100047 15. JAUHAROTUL LAILIA 192030100160 16. SACHERLY AMANTHA 198420100036

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kelompok KKN-P 78 Membuat Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Sabut Kelapa Dicampur Decomposer Mol Lasut di Dusun Buluresik Desa Manduro

4 Maret 2022   12:56 Diperbarui: 4 Maret 2022   12:58 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Kelompok KKN-P 78 membuat POC dari sisa mol lasut yang sudah dibuat sebelumnya pada hari Senin tanggal 21 Februari 2022 di Lapangan Buluresik Desa Manduro dengan menggunakan limbah dari sabut kelapa usaha milik Bapak Kaiono yang tidak digunakan jadi kami berinisiatif membuat POC agar sabut kelapa yang tidak digunakan dibakar begitu saja melainkan dapat diolah kembali menjadi pupuk cair dan juga bisa dijual pula. Saat Bapak Kasiono mengetahui kami akan membuat pupuk dari limbah tersebut memberikan tanggapan yang sangat positif "Ambil saja dek, kalau bisa buat pupuk yang banyak agar nanti hasilnya bisa dijual kembali" ucapnya.

Proses Pembuatan Pupuk Cair Organik (POC)

Kebetulan di Dusun Buluresik ada sebuah pabrik kecil-kecilan yang mengelola buah kelapa tetapi sabutnya tidak digunakan hanya dibakar. Jadi kami mencari limbah sabut kelapa yang tidak digunakan tersebut dan memotong kecil-kecil kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang lumayan besar dengan mencampur air bekas cucian beras dan mol lasut yang sebelumnya sudah difermentasi dan pupuk cair tersebut difermentasi lagi kurang lebih 2 minggu. Setelah difermentasi pupuk cair tersebut disaring diambil bagian yang cair saja. POC siap digunakan untuk memberi pupuk atau dijual

Pada proses pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) ini, sabut kelapa yang seringkali terbuang percuma dan tidak memiliki nilai manfaat akan diolah oleh Kelompok KKN-P 78 menjadi sesuatu yang berguna dan bisa dimanfaatkan kembali. Sabut kelapa sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi bahan dasar dalam pembuatan pupuk organik cair (POC). Maka dari itu,  untuk mendapatkan bahan alami tersebut, kami mencari limbah dari sabut kelapa yang terbuang di area sekitar Dusun Buluresik. 

Pupuk organik cair dari sabut kelapa ini merupakan pupuk cair yang ramah lingkungan dan penggunaanya pun lebih baik jika dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik cair dari sabut kelapa ini, didalamnya tidak mengandung bahan kimia yang dapat merusak lingkungan. Selain itu, pupuk organik dari sabut kelapa ini mudah dibuat dan biaya yang dikeluarkan  pun bisa dibilang murah. 

Pada pembuatan pupuk organik cair dari sabut kelapa ini, kami kelompok 78 membuat sendiri dengan memanfaatkan limbah yang ada di sekitar Dusun Buluresik karena kebetulan juga disana terdapat sebuah pabrik pengolahan kelapa yang sabutnya tidak digunakan dan jumlahnya cukup banyak. Maka dari itu kelompok kami memilih program kerja ini karena, diharapkan dapat membantu masyarakat dalam pengolahan salah satu limbah sabut kelapa menjadi Pupuk cair organik.

Manfaat dari larutan sabut kelapa yang sudah diolah menjadi Pupuk organik cair ini sangat banyak, yaitu diantaranya:

  • Menguatkan akar dan batang tanaman
  • Bobot atau isi buah dan biji tanaman menjadi bertambah
  • Membuat cerah warna buah atau biji tanaman
  • Membuat aroma buah menjadi harum
  • Membuat buah menjadi lebih manis

Penulis: Pratiwi Widiya Ningrum

Editor: Sacherly Amantha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun