Kesehatan reproduksi sering kali dianggap sebagai suatu hal remeh yang tidak perlu dipelajari oleh banyak orang. Namun sejatinya, kesehatan reproduksi adalah suatu hal yang sangat penting untuk dipelajari, terutama bagi kalangan remaja. Karena masa remaja adalah waktu yang terbaik untuk membangun kebiasaan menjaga kebersihan yang dapat menjadi aset hidup kita dalam jangka panjang.
Masa remaja seseroang dimulai dari usia 12 hingga 24 tahun. Masa remaja merupakan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Sehinga proses pengenalan dan pengetahuan kesehatan reproduksi seharusnya dimulai pada pada masa ini.
Talkshow kesehatan reproduksi yang diikuti oleh 41 peseta yang terdiri dari kader kesehatan serta remaja Desa Balearjo diadakan pada tanggal 18 Juni 2019, tak hanya membahas tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi tetapi juga membahas tentang Pernikahan dini. "Pernikahan dini merupakan suatu hal yang sering kali terjadi di desa Balearjo, bahkan hal tersebut sudah menjadi suatu hal yang biasa ujar Tasemat selaku PJ Kepala Desa Balearjo.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1974 pasal 6 mengatur batas minimal usia untuk menikah, yang menjelaskan bahwa pernikahan hanya diizinkan jika pria sudah mencapai usia 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 tahun. Hal itu kerap kali dilanggar oleh kebanyakan orang. Pernikahan dini memicu terjadinya penceraian, serta menimbulkan kekerasan seksual bagi perempuan.Â
"Dengan diadakannya Talkshow ini, diharapakan Warga Balearjo dapat mengerti bahaya dan resiko pernikahan dini bagi kesehatan reproduksi khususunya bagi kesejahteraan keluarga" tutur Nur Alfa Arniansyah, mahasiswa S1 Matematika UM sebagai ketua pelaksana talkshow kali ini.
Kesehatan reproduksi merupakan hal utama yang harus dijaga oleh wanita. Bu Dita, pemateri Talkshow kesehatan reproduksi menyatakan bahwa kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh seorang remaja. Jadi pendidikan kesehatan reproduksi perlu dilakukan supaya menambah wawasan dan pengetahuan kepada semua wanita. Selain itu dengan adanya kegiatan ini diharapkan bisa meminimalisir pernikahan dini.
Pernikahan dini bukanlah satu-satunya solusi, karena pernikahan dini justru bisa menimbulkan perkara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H