Tacompos dan Eco Briket, tim KKN 74 UIN Sumatera Utara Medan menggelar peresmian kedua inovasi tersebut di pabrik tahu Lek Ngadri, Desa Sei Muka, Kecamatan Datuk Tanah Datar, Kabupaten Batubara. Kegiatan ini dihadiri oleh elemen masyarakat dan pelaku UMKM setempat serta Anggota KKN 74 yang antusias untuk mengenal lebih jauh produk-produk ramah lingkungan ini.
Batubara, 10 Agustus 2024 -- Setelah sukses mengembangkan dan memproduksiPabrik tahu Lek Ngadri dipilih sebagai lokasi peresmian karena merupakan sumber utama limbah tahu yang diolah menjadi Tacompos dan Eco Briket. Dalam perbincangan, Dhimas Kurniawan, koordinator UMKM KKN 74, menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan sektor industri lokal dalam menciptakan produk yang tidak hanya bernilai ekonomi tetapi juga bermanfaat bagi lingkungan. "Kami berharap peluncuran ini menjadi langkah awal bagi masyarakat untuk memanfaatkan potensi lokal yang ada, khususnya limbah pabrik tahu, menjadi produk yang bernilai tinggi," ujar Dhimas.
Sebagai bagian dari inovasi ini, tim KKN 74 juga memperkenalkan penerapan pemasaran digital untuk pabrik tahu Lek Ngadri, yang ditandai dengan pemasangan spanduk digital dan strategi pemasaran yang lebih modern. Langkah ini diharapkan dapat membantu pabrik tahu Lek Ngadri menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan daya saing produk mereka di era digital.
Tacompos, yang merupakan pupuk organik berkualitas tinggi, telah mendapatkan respon positif dari para petani lokal yang tertarik untuk menggunakannya sebagai alternatif pupuk kimia. Lek Herman, seorang petani yang turut hadir dalam peresmian ini, mengungkapkan harapannya agar Tacompos dapat membantu meningkatkan hasil panen mereka. "Kami sangat senang dengan adanya pupuk ini, karena selain ramah lingkungan, Tacompos juga membuat tanah kami lebih subur," katanya.
Selain itu, Eco Briket, yang merupakan bahan bakar alternatif dari limbah tahu, juga diperkenalkan kepada pelaku UMKM yang mencari solusi energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Ibu Siti, seorang pelaku UMKM yang telah mencoba Eco Briket, mengungkapkan kepuasannya terhadap produk ini. "Eco Briket sangat mudah digunakan dan lebih hemat dibandingkan bahan bakar lain. Kami merasa ini adalah solusi yang sangat baik untuk usaha kami," ujarnya.
Dalam peresmian ini, tim KKN 74 juga memberikan penjabaran tentang konsep ekonomi sirkular kepada pelaku UMKM. Konsep ini menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, di mana limbah pabrik tahu yang sebelumnya tidak terpakai kini diubah menjadi produk bernilai tambah seperti Tacompos dan Eco Briket. Diharapkan konsep ini dapat menginspirasi pelaku UMKM untuk lebih inovatif dan berpikir jangka panjang dalam mengembangkan usahanya.
Peresmian ini juga disertai dengan demonstrasi penggunaan Tacompos dan Eco Briket yang dilakukan oleh tim KKN 74. Warga desa dan pelaku UMKM yang hadir diberikan kesempatan untuk melihat langsung bagaimana kedua produk ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan aktivitas usaha mereka.
Momen peluncuran di pabrik tahu Lek Ngadri ini menjadi simbol penting bagi keberhasilan kolaborasi antara dunia akademis dan masyarakat lokal dalam menciptakan solusi inovatif yang berkelanjutan. Dengan hadirnya Tacompos dan Eco Briket, serta penerapan konsep ekonomi sirkular dan pemasaran digital, diharapkan Desa Sei Muka dapat terus berkembang menjadi desa yang lebih mandiri dan ramah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H