Mohon tunggu...
KKN 68 Desa Cibogo
KKN 68 Desa Cibogo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Swadaya Gunung Jati

Universitas Swadaya Gunung Jati Mahasiswa KKN-T 68 Cibogo UGJ

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN-T UGJ Survei UMKM Tempe Legendaris Milik Pak Haji Didi Khas Desa Cibogo Kabupaten Cirebon yang Menginspirasi

8 September 2024   11:20 Diperbarui: 8 September 2024   11:26 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Bersama Pemilik UMKM Tempe/dokpri 

Mahasiswa KKN-T Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM). Dan kami memilih UMKM yang ada di Desa Cibogo berada di Dusun empat menjadi salah satu objek survey bagi Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 68, kunjungan dilaksanakan pada Senin, 19 Agustus 2024. Kami memilih UMKM tersebut dikarenakan salah satu tempat produksi tempe legendaris milik Bapak H. Didi di Desa Cibogo -- Kabupaten Cirebon yang sudah beroperasi sejak tahun 90-an.

Seperti yang kita ketahui bahwa tempe memiliki protein tinggi yang terbuat dari kedelai, selain kaya akan manfaat gizi, tempe juga termasuk  memiliki harga yang terjangkau. Oleh karena itu tempe menjadi salah satu makanan yang banyak diminati oleh Masyarakat Indonesia terutama di Desa Cibogo.

Berdasarkan observasi yang didapatkan, proses pembuatan tempe yang dilakukan dengan cara tradisional dan melalui tahap yang cukup banyak, diantaranya pemilihan kedelai, perebusan kedelai, perendaman 1 hari 1 malam, penggilingan untuk pengupasan kulit kedelai, penirisan dan pendinginan, penambahan ragi, tahap pencetakan tempe, dan yang terakhir adalah fermentasi dengan didiamkan selama 2-3 harian dan ada yang fermentasi kilat yaitu hanya satu hari.

Memproduksi tempe setiap harinya dulu sekitar 1,5 ton dan sekarang hanya sekitar 50kg tanpa ada pesanan khusus, jika ada pesanan khusus bisa lebih dari 50kg. dari produksi 50kg itu bisa mencetak 200 pcs tempe. dan untuk penjualan sehari - harinya dipasarkan ke warung -- warung dan pasar sekitar, terutama di pasar pabuaran yang sudah terkenal dengan tempe ibu hj. Fatimah. Untuk penjualan tempenya dijual dengan bandrol seharga Rp. 6.000.

Dibalik susksesnya Bapak H. Didi ini sebelumnya ia bekerja sebagai supir dan belajar membuat tempe di tempat temannya, sehingga beliau bisa membuat tempe sendiri. Dan  menikah dengan ibu Hj. Fatimah yang orang tua nya mempunyai pabrik tempe juga, setelah menikah bapak H. Didi mencoba berjualan tempe hingga sekarang, dari hasil jualannya ia bisa menyekolahkan anak -- anak nya hingga sukses ada yang menjadi Polisi, PNS dan yang terakhir mempunyai bengkel sendiri.

Penulis : Mahasiswa KKN-T Universitas Swadaya Gunung Jati. Kelompok 68 Desa Cibogo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun