Sembalun Bumbung, 19 September 2024 | Kegiatan Maulid Adat di Masjid Bambu Nurul Hikmah desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Dalam acara maulid adat ini menghadiri dan dibantu oleh mahasiswa KKN MBKM Mandiri Universitas Mataram, mantan Bupati Lombok Timur, Ketua Adat Sembalun, kepala desa Sembalum Bumbung, Kepala Dusun Sembalun Bumbung, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda pemudi Desa Sembalun Bumbung.
Acara maulid adat desa Sembalun Bumbung merupakan tradisi adat istiadat masyarakat Sembalun bumbung yang berbeda dibandingkan acara maulid adat pada umumnya dilaksanakan dengan penuh antusias yang menjadi salah satu kegiatan agama yang digelar umat islam di Kecamatan Sembalun. Maulid adat ini juga merupakan perayaan keagamaan yang diselenggarakan untuk memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW yang dimana dilakukan sekali setahun di desa Sembalun bumbung.
Perbedaan antara Maulid pada umumnya dengan Maulid Adat Desa Sembalun Bumbung terletak pada elemen-elemen budaya lokal yang mewarnai pelaksanaan acara di Sembalun, di samping aspek keagamaan yang sama, yaitu memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Maulid pada umumnya biasanya fokus pada peringatan keagamaan yang meliputi pembacaan sholawat, pengajian, ceramah agama, dan doa bersama. Tradisi ini murni bersifat keagamaan dan berlangsung di berbagai masjid tanpa banyak unsur adat lokal. Sedangkan Maulid Adat Sembalun Bumbung tidak hanya peringatan keagamaan tetapi juga dipadukan dengan prosesi adat lokal. Misalnya, acara dimulai dengan pengiringan peraja (iring-iringan masyarakat) dari berugaq desa menuju Masjid Bambu.
Sebelum dilaksanakan acara maulid adat ini beberapa sesepuh tokoh atau tokoh adat setempat melakukan sebuah renungan pada malam sebelum acara dimulai, hal tersebut dilakukan guna membersihkan hati dan pikiran serta berdoa untuk keselamatan, kemaslahatan masyarakat Sembalun Bumbung. Beberapa sepuh tokoh adat setempat merenung serta berdoa kepada Allah SWT untuk keselamatan masyarakat para sesepuh dan tokoh adat setempat melakukannya pada saat jam sholat tahajud yaitu tepat jam 2 malam serta wajib yang namanya bersuasana sunyi,tenang, dan gelap agar kegiatan berserah diri kepada Allah dan berdoa berjalan sesuai adat istiadat.
Sebelum acara dimulai seluruh panitia serta mahasiswa KKN MBKM Mandiri UNRAM melakukan kegiatan pengambilan "penamat" yang berisi makanan khas Lombok yang ditempatkan pada nampan dan bakom berukuran besar pada setiap rumah masyarakat untuk dibawa menuju masjid Bambu Nurul Hikmah sebagai hidangan untuk para tamu-tamu besar.
Adapun rangkaian acara yang dilaksanakan antara lain menampilkan kasidah untuk mengawali acara maulid adat sebelum acara formal dilaksanakan kemudian pengiringan peraja dari berugaq desa ke Masjid Bambu Nurul Hikmah, selanjutnya prosesi adat maulid, pembukaan acara, pembacaan Al-Qur'an, pelaporan ketua panitia, sambutan dari mantan bupati sekaligus santunan anak yatim, pengajian maulid, penutup, dan diakhiri dengan kegiatan makan-makan serta dokumentasi bersama. Dalam acara maulid adat ini juga melakukan pemberkatan untuk anak yatim oleh ketua adat Sembalun Bumbung, para kyai dan tokoh masyarakat. Pelaksanaan ini diiringi dengan musik gamelan yang dimainkan oleh para pemuda di desa Sembalum Bumbung.
Keterlibatan pemuda Desa Sembalun dalam menjaga kelestarian adat istiadat Maulid Adat Sembalun Bumbung sangat penting untuk memastikan tradisi ini tetap hidup dan relevan di tengah arus modernisasi. Pemuda berperan aktif dalam berbagai aspek kegiatan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan acara, seperti pemuda desa turut serta dalam persiapan acara Maulid Adat dalam pembersihan lingkungan masjid, persiapan “penamat” (makanan khas), serta pengiringan prosesi adat. Mereka membantu memastikan kelancaran jalannya acara dan menjaga lingkungan sekitar tetap bersih. Dalam acara Maulid Adat, pemuda terlibat memainkan musik gamelan, sebuah elemen penting dalam prosesi tersebut. Keterlibatan mereka dalam mempertahankan seni tradisional ini menjadi bukti nyata peran pemuda dalam menjaga warisan budaya. Pemuda bekerja sama dengan tokoh adat, masyarakat, dan mahasiswa dalam semangat gotong royong. Ini memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan tanggung jawab sosial yang menjadi inti dari budaya Maulid Adat. Dengan berpartisipasi aktif, pemuda menjadi generasi penerus yang mempelajari dan mewariskan tradisi kepada generasi berikutnya. Keterlibatan mereka memastikan bahwa adat istiadat ini tidak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi juga masa depan yang berkelanjutan.
Dari pelaksanaan maulid adat ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar agar sosial dan budayanya tidak hilang dimakan oleh waktu serta dapat membantu memperkuat hubungan antar mahasiswa, masyarakat, perangkat desa, serta para tokoh masyarakat setempat desa Sembalun Bumbung. Dengan dilaksanakannya kegiatan Maulid Adat ini diharapkan dapat membuat para pemuda dan pemudi didesa dapat melestarikan kegiatan ini agar kegiatan adat ini dapat berjalan terus dan tidak hilang ditelan oleh waktu.