Pendidikan merupakan suatu keharusan dalam meningkatkan taraf hidup anak. Dalam mengenyam pendidikan seseorang akan menjadi cerdas, kritis dan mudah beradaptasi. Â Secara alami anak lahir dan dibesarkan dalam keluarga, sejak lahir anak sudah dipengaruhi oleh lingkungan yang terdekat yaitu keluarga, akibat ketidak mampuan ekonomi keluarga dalam membiayai sekolah dan tidak adanya perhatian orang tua terhadap anaknya, menimbulkan masalah pendidikan seperti masalah anak putus sekolah.
Putus sekolah merupakan kondisi anak yang telah masuk dalam sebuah lembaga baik tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, maupun sekolah menengah atas untuk belajar dan menerima pelajaran, tetapi tidak menyelesaikan pendidikannya atau tidak sampai lulus kemudian mereka kebanyakan bekerja dengan tujuan menunjang hidup untuk kebutuhan sehari – hari, adapun juga mereka putus sekolah karena menikah, itu semua karena kemampuan orang bukan karna kemampuan anaknya sendiri.Â
Di desa lapeji sering kali di jumpai anak - anak yang putus sekolah, hal ini merupakan kondisi lingkungan yang seharusnya harus ditumbuhkan terhadap pentingnya pendidikan sehingga hal ini sangat berarti bagi ilmu pengetahun  anak - anak.
Menurut Gunawan (2010) putus sekolah merupakan predikat yang diberikan kepada mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sehingga tidak dapat melanjutkan studinya kejenjang pendidikan berikutnya. contohnya adalah seorang warga masyarakat di suatu daerah kabupaten jember, yang tepatnya di daerah desa Lampeji kecamatan mumbulsari. Hal ini dapat dikatakan anak yang hanya mengikuti pendidikan di SD maupun SMP banyak yang putus sekolah.Â
Banyak sekali Faktor yang menjadi penyebab anak mengalami putus sekolah, diantaranya yang berasal dari pola pikir diri anak putus sekolah yang disebabkan karena malas untuk pergi sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya, sering dicemoohkan karena tidak mampu membayar kewajiban biaya sekolah dan membabtu kerja untuk menambah perekonomian keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H