Mohon tunggu...
kkn60 rowokembu
kkn60 rowokembu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN Rowokembu Membuat Program Edukasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik di Kampung Widasari, Limbangan

21 November 2024   06:00 Diperbarui: 21 November 2024   06:10 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 16 November 2024, bertempat di Rumah Pak Kades Kampung Widasari, Kecamatan Limbangan, telah dilaksanakan kegiatan Edukasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik yang mengadopsi pendekatan Participatory Action Research (PAR). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah, sekaligus memberikan keterampilan praktis dalam memanfaatkan sampah menjadi produk yang bernilai guna. Acara ini dihadiri oleh warga Kampung Widasari, perwakilan perangkat desa, Ibu-ibu PKK, serta fasilitator dari Pramuka Racana UIN dan pemateri dari Bu Fitri selaku Bu Lurah Desa Rowokembu

Kegiatan dimulai dengan sesi edukasi mengenai perbedaan sampah organik dan anorganik, serta dampaknya terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Peserta juga diajarkan pentingnya pemisahan sampah sejak dari rumah tangga sebagai langkah awal pengelolaan yang efektif. Dalam sesi berikutnya, peserta diperkenalkan dengan teknik pembuatan eco enzim dari limbah organik, seperti kulit buah dan sisa sayuran. Proses pembuatan eco enzim, yang melibatkan fermentasi dengan gula merah dan air selama tiga bulan, didemonstrasikan langsung oleh fasilitator. Produk ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pembersih rumah tangga, pupuk cair, dan penjernih air.

Selain itu, masyarakat juga mendapatkan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari sampah organik rumah tangga. Teknik pembuatan melibatkan bahan-bahan sederhana seperti daun kering, sampah dapur, dan aktivator mikroorganisme. Para peserta diberi pemahaman mengenai manfaat kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah, khususnya di pekarangan rumah. Sesi berikutnya difokuskan pada pemanfaatan sampah plastik kresek untuk membuat tas daur ulang. Demonstrasi dilakukan dengan menunjukkan proses menjahit dan menganyam kantong plastik bekas menjadi tas bernilai ekonomis. Kegiatan ini juga disertai diskusi mengenai potensi pengembangan tas kresek sebagai usaha mikro.

Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan kesadaran peserta tentang pentingnya pengelolaan sampah secara mandiri. Sebagai tindak lanjut, disepakati pembentukan kelompok kerja di tingkat RT yang akan mengelola sampah secara kolektif, dengan pendampingan dari fasilitator selama tiga bulan ke depan.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan penyusunan rencana implementasi di masing-masing lingkungan. Demikian berita acara ini dibuat untuk mendokumentasikan jalannya kegiatan dan harapannya semoga dengan adanya sosialisasi tersebut dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap sampah yang tersedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun