Kabupaten Jember, mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 57 melakukan pendampingan digital branding kepada pengusaha UMKM krepek tempe secara langsung dengan memberikan pelatihan penggunaan media sosial Instagram dan WhatsApp. Mahasiswa kolaboratif KKN 57 memilih media sosial Instagram dan WhatsApp karena mudah dioperasikan dan sering digunakan. Sebelumnya UMKM krepek tempe belum memiliki media sosial sebagai alat branding digital. Oleh sebab itu, kelompok KKN 57 menginisiasi pelatihan digital branding.
Pelatihan digital branding ini penting, karena di masa yang serba digital ini, masyarakat lebih memilih untuk mencari tahu sesuatu hal melalui gawai mereka. Masyarakat saat ini menghabiskan waktu lebih banyak dengan gawai mereka dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Pada era digital seperti sekarang ini masyarakat aktif mencari berbagai jenis referensi makanan melalui media sosial. Sebagai kelompok KKN yang berfokus pada pengembangan UMKM, kelompok KKN 57 memanfaatkan hal tersebut untuk memberikan pelatihan digital branding kepada UMKM krepek tempe melalui media sosial. Selain itu, media sosial memiliki manfaat pembangun citra sebuah brand dan fokus membangun hubungan erat dengan konsumen. Pembangunan citra yang positif akan meningkatkan loyalitas konsumen. Hal ini juga akan berdampak positif dengan penjualan krepek tempe.
Pendampingan yang dilakukan oleh kelompok KKN 57 Kolaboratif kepada pelaku UMKM Krepek Tempe dilakukan secara bertahap. Mulanya, mereka mengenalkan media sosial seperti Instagram dan WhatsApp yang mana bisa dimanfaatkan sebagai media pemasaran yang dapat menjangkau banyak orang dengan biaya yang murah. Selain itu, media sosial tersebut juga dapat digunakan untuk berinteraksi secara online dengan berbagai macam konsumen tanpa terbatas waktu. Setelah tahap pengenalan, kelompok KKN 57 membuatkan akun instagram agar dapat langsung dipraktekkan bersama dengan pelaku bisnis UMKM krepek tempe.
Mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 57 juga memberikan pendampingan dalam digital marketing. Hal ini dilakukan dengan membuat akun toko online yakni Shopee. Shopee mendukung dalam pemasaran digital sebagai upaya dalam memperluas pasar produk krepek tempe. Bukan hanya mendukung dalam pemasaran digital, tetapi juga mereka berupaya dalam memperluas pasar produk krepek tempe dengan memanfaatkan platform digital. Selain pendampingan pembuatan akun, mahasiswa kelompok KKN 57 juga mempraktekkan cara mengemas produk hingga pengantaran ke jasa kirim. Pendampingan pembuatan akun dilakukan dari mahasiswa KKN membuatkan akun shopee lalu mencoba untuk memesan dan dikirim kepada jasa kirim terdekat lalu disampaikan kepada pemilik UMKM krepek tempe sampai pemilik paham dan bisa mengoperasikannya. Selain dilakukan pendampingan juga dilakukan foto produk yang akan ditampilkan di akun shopee. Foto produk dilakukan secara manual lalu diedit dan diupload di akun shopee. Lalu dilakukan percobaan pemesanan di akun shopee dengan jarak kota yang jauh dengan tujuan untuk mengecek kondisi krepek tempe apakah hancur atau tidak hingga sampai di tangan konsumen.
Pengemasan dilakukan dengan melapisi krepek tempe yang sudah dikemas didalam standing pouch dan logo dengan buble wrap lalu di rekatkan dengan isolasi yang bertulisan "Jangan Dibanting" dan langsung dikirim ke jasa kirim "JNT". Setelah mencoba lalu dari mahasiswa KKN menyampaikan apa yang telah dilaksanakan kepada bapak krepek tempe hingga selesai dan paham. Mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 57 juga memberikan sealer kepada pemilik UMKM krepek tempe dengan tujuan untuk membantu kelancaran proses produksi krepek tempe serta sebagai ucapan rasa terima kasih. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan sebagai dukungan dan dorongan terhadap UMKM yang ada di sekitar desa agar lebih berkembang dan dikenal oleh masyarakat sekitar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI