Mohon tunggu...
KKN 57
KKN 57 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Kami adalah mahasiswa KKN yang di tugaskan di desa Kretek Kecamatan Taman Krocok Kabupaten Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keberlanjutan SDA: Sosialisasi Digitalisasi dan Pupuk Organik untuk Pertanian Kopi dan Madu

9 Agustus 2023   10:20 Diperbarui: 9 Agustus 2023   10:27 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberlanjutan SDA: Sosialisasi Digitalisasi dan Pupuk Organik untuk Pertanian Kopi dan Madu - Bondowoso, 7 Agustus 2023, Dibalik keindahan dari puncak gunung di Desa Kretek, Kecamatan Taman Krocok, Bondowoso terdapat sebuah dusun yang menawarkan potensi sumber daya alam yang mengagumkan. Dusun Petung yang teletak di atas gunung, memiliki keunikan tersendiri dengan kopi liar yang tumbuh di hutan sekitar dan madu murni yang dihasilkan oleh lebah hutan.

Madu Petung diproduksi dalam skala rumah tangga dan merupakan madu yang dihasilkan oleh lebah hutan. Madu yang dihasilkan tanpa campuran gula atau bahan lain sehingga dapat dijamin kemurniannya. Sarang lebah tersedia di setiap rumah warga. Para lebah penghasil lebah akan mencari makan mereka sendiri di hutan-hutan yang mengelilingi Dusun Petung. Madu dipanen dengan cara pengasapan guna mencegah lebah mengamuk dan lebih mudah untuk mengambil madu yang dihasilkan. Sayangnya, saat kunjungan kami ke sana tidak ada madu yang siap dipanen. Hal ini dikarenakan sarang lebah yang ada masih kering yang disebabkan oleh musim kemarau sehingga masih belum ada lebah yang menghasilkan madu. “Masih kering, lebahnya tidak bisa menghasilkan madu karena masih musim kemarau” ungkap salah satu petani lebah di Desa Petung.

Kopi yang dihasilkan merupakan kopi arabika dan kopi robusta. Kopi Petung memiliki aroma dan rasa khas yang membedakannya dengan kopi lain. Para petani mengaku bahwa tanaman kopi yang tumbuh di Petung tidak memerlukan perlakuan spesial, seperti pemberian pupuk atau perawatan lainnya. Petani kopi hanya perlu memangkas ranting dan daun yang sudah mati atau kering dan memanen kopi di waktu panen. “Kopi yang tumbuh di sini tidak ditanam sendiri oleh para petani, melainkan tumbuh secara alami. Kami juga tidak memberi tanaman kopi tersebut pupuk atau pestisida, semuanya dilakukan secara alami. Kami biarkan tumbuh dan berbuah sendiri, paling hanya memangkas ranting dan daun yang kering. Kami tinggal panen saja” ucap salah satu petani kopi di Desa Petung.

Kopi dan madu yang dihasilkan dari para petani nantinya akan didistribusikan kepada pengepul. Kopi Petung dijual dalam bentuk bubuk atau masih dalam bentuk biji. Madu yang dihasilkan akan dijual bersama sarangnya atau bisa juga dijual dalam bentuk cair yang dimasukkan ke dalam botol Marjan yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan. Biji kopi yang dijual juga menghasilkan limbah berupa kulit kopi yang menumpuk di sekitar pemukiman warga. Seringkali, masyarakat tidak mengenal produk yang dihasilkan dari Dusun Petung. Pendistribusian produk Dusun Petung juga hanya melalui pengepul dan tidak ada market place yang mungkin bisa membantu meningkatkan penjualan produk ini. Alasan inilah yang mendasari program kerja kami, yaitu digitalisasi dan peningkatan hasil pertanian yang ada di Desa Kretek, termasuk Dusun Petung.

Dokpri
Dokpri
Sosialisasi digitalisasi dan pupuk organik dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang telah dijabarkan di atas. Sosialisasi digitalisasi berisi mengenai branding dari produk dari Desa Petung. Sosialisasi yang dilakukan juga memuat tentang market place yang dapat digunakan oleh para petani untuk memasarkan produknya. Packaging produk yang sebelumnya tidak mengandung informasi produk dan hal lain yang termasuk ke dalam branding produk.  Kami juga telah menyiapkan contoh packaging dan logo yang nantinya dapat digunakan oleh para petani dalam memasarkan produknya. Logo yang dibuat juga memuat informasi produk sehingga masyarakat mudah mengenali produk asli Petung.

Sosialisasi mengenai pupuk limbah kulit kopi juga dilakukan mengingat banyaknya limbah kulit kopi yang dibiarkan begitu saja. Pupuk kulit kopi dapat digunakan sebagai nutrisi tambahan untuk tanaman kopi saat fasa perkecambahan, yaitu untuk mempercepat pertumbuhan kecambah. Selain itu, pupuk kulit kopi juga dapat meningkatkan pelebaran daun pada tumbuhan. Kulit kopi digunakan juga penambah nutrisi pada pakan ternak yang ada ada di Desa Petung. Sosialisasi yang dilakukan disambut baik oleh para petani dan untuk pengaplikasian pupuk limbah kulit kopi akan segera dilaksanakan. Sampel packaging dan logo yang telah kami buat mendapat banyak perhatian dari para warga di Desa Petung.

Materi tambahan mengenai fermentasi kopi juga diberikan oleh salah satu petani, yaitu Pak Misnari. Beliau menjelaskan bagaimana cara membuat kopi fermentasi yang nantinya akan menghasilkan rasa, aroma, dan kualitas yang berbeda dibanding kopi-kopi lainnya. Kopi fermentasi yang diproduksi oleh Pak Misnari memiliki aroma yang unik, contohnya aroma pisang, wine, tape, dan sebagainya. Kopi fermentasi telah dipasarkan di beberapa media sosial seperti Facebook dan Tiktok. Kopi fermentasi juga sudah dipasarkan ke café-café yang ada di Bondowoso dan Situbondo.

Kegiatan yang dilakukan diharapkan nantinya dapat membantu memperkenalkan dan meningkatkan ppenjualan produk dari Desa Petung serta memberikan manfaar lebih bagi pata petani dan masyarakat setempat.

Oleh: Mahasiswa KKN UNEJ 57 Desa Kretek

DPL: Yanuar Nurdiansyah, ST,.M.Cs.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun