Mohon tunggu...
KKN 54 Tegalandong UIN SAIZU
KKN 54 Tegalandong UIN SAIZU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa KKN UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Bersama Kelompok Wanita Tani Desa Tegalandong Sukses Kembangkan Pupuk Organik dari Kotoran Hewan

17 Agustus 2024   15:31 Diperbarui: 17 Agustus 2024   15:33 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Mahasiswa KKN 54 UIN SAIZU PURWOKERTO Kelompok 140

Desa Tegalandong, 10 Agustus 2024 -Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa dari Universitas Islam Negri K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto (UIN SAIZU) di Desa Tegalandong semakin menunjukkan dampak positif bagi masyarakat setempat. Salah satu program unggulan yang tengah mereka jalankan adalah pembuatan pupuk organik bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Tegalandong, yang memanfaatkan kotoran hewan sebagai bahan utama.


Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat desa, khususnya anggota KWT, mengenai pentingnya penggunaan pupuk organik sebagai alternatif pupuk kimia yang lebih ramah lingkungan. Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN berperan aktif mengajak kelompok wanita tani untuk melestarikan penggunaan pupuk organik. Penyuluh pertanian desa tegalandong, bu mulyaningsih memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik dengan bahan yang sudah disediakan.

" Sebenarnya kami sudah mengerti cara  pembuatan pupuk organik, namun kami tidak rutin membuatnya karena proses pembuatannya cukup lama jadi kami lebih sering menggunakan pupuk kimia bersubsidi"
ungkap salah satu anggota KWT Desa Tegalandong.

Proses pembuatan pupuk organik ini terbilang sederhana namun memerlukan tenaga dan waktu yang lumayan lama dari pembuatan setelahnya di ungkep (ditutup) sampai 2 Minggu dan setelah pembuatan jarak 1 Minggu di aduk kembali agak merata dan hasil bagus" Kotoran hewan, terutama sapi dan kambing, dicampur dengan bahan-bahan alami seperti dedaunan dan sekam padi. Setelah dicampur, bahan-bahan tersebut difermentasi selama 2 minggu hingga menjadi pupuk organik yang siap digunakan.

Mahasiswa KKN juga memberikan pendampingan teknis kepada para anggota KWT, sehingga mereka dapat mandiri dalam memproduksi pupuk organik secara berkelanjutan. "Kami berharap, dengan adanya kegiatan ini, KWT Desa Tegalandong dapat menjadi contoh desa yang sukses dalam menerapkan pertanian organik," ujar salah satu mahasiswa KKN.

Penggunaan pupuk organik tidak hanya membantu mengurangi biaya produksi pertanian, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Hasil panen pun terlihat lebih berkualitas, dengan tanah yang tetap subur dan para petani juga tetap memakai pupuk kimia, karna kalau semua memakai pupuk organik, tidak secepat menggunakan pupuk kimia.

Dengan keberhasilan program ini, para mahasiswa KKN berharap dapat menginspirasi desa-desa lain untuk memanfaatkan potensi lokal dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan. Kolaborasi antara mahasiswa, penyuluh pertanian dan masyarakat ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat berkontribusi langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

Program KKN ini diharapkan dapat semakin memperkuat perekonomian dan keberlanjutan lingkungan di Desa Tegalandong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun