Stunting merupakan kondisi pendek maupun sangat pendek berdasar pada panjang atau tinggi badan sesuai usia yang kurang dari -2 standar deviasi pada kurva pertumbuhan WHO karena adanya kondisi irreversibel yang berasal dari asupan nutrisi tidak adekuat atau juga inveksi berulang terjadi dalam 1000 HPK. Bayi yang secara ukuran pendek belum tentu terkena stunting, tetapi bayi stunting sudah dapat dipastikan akan pendek. Stunting tentunya memiliki dampak, baik dalam aspek kesehatan maupun ekonomi. Pada aspek ekonomi terdapat dampak yang timbul karena stunting misalnya, adanya potensi kerugian yang muncul pada tiap tahun sebesar 2-3% GDP. Aspek kesehatan terdapat kondisi yang diakibatkan oleh stunting, yaitu gagal tumbuh dalam artian berat saat lahir sangat rendah, kecil pendek, dan kurus. Stunting juga menjadi penghambat perkembangan kognitif maupun motorik pada anak, serta adanya gangguan metabolik saat bayi menginjak usia dewasa nantinya.
Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan hasil survei status gizi di Indonesia bahwa prevalensi stunting yang ada di Indonesia mengalami penerununan dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Penururnan angka stunting masih belum signifikan dan presentase stunting masih cukup besar karena WHO telah mengeluarkan standar prevalensi stunting harus kurang dari 20%. Terdapat beberapa daerah yang mengalami penurunan paling banyak, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Banten. Pada wilayah Jawa Timur terdapat 19,2% angka stunting yang masih terjadi. Angka tersebut tentunya sudah berada di bawah standar stunting yang telah ditetapkan oleh WHO. Stunting masih perlu mendapatkan perhatian yang besar meskipun angka presentasenya kecil karena populasi yang ada di Jawa Timur sangat besar dan efek agregat akan besar untuk tingkat nasional. Stunting yang terjadi di Jawa Timur disebabkan banyak faktor, yaitu kesehatan ibu, bayi, remaja, dan masih maraknya perkawinan anak. Angka stunting di Kabupaten Situbondo masih ada di bawah angka stunting Kabupaten Jember dan Bondowoso karena populasi penderita stuntin keduakabupaten tersebut tertinggi di Jawa Timur. Situbondo juga termasuk delapan kabupaten/kota yang stuntingnya terus digali permasalahannya. Angka stunting Situbondo pada tahun 2022 masih sekitar 25%.
Adanya kondisi stunting yang masih cukup tinggi membuat mahasiswa peserta KKN UMD 2023 yang ditempatkan di Desa Sletreng, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo turut serta dalam upaya pemberantasan maupun pencegahan stunting. KKN UMD 149 Desa Sletreng memulai kegiatan dengan melakukan survei lapangan, diskusi, dan koordinasi bersama bidan desa guna mendapatkan data dan segala informasi yang berkaitan dengan stunting yang terjadi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dapat diketahui bahwa angka stunting di Desa Sletreng tertinggi di Kecamatan Kapongan. Presentase stunting yang terjadi di Kecamatan Kapongan sebesar 2,73% dari seluruh presentase Kabupaten Situbondo pada Bulan Februari 2023. Jumlah anak stunting di Desa Sletreng sebanyak 22 anak. Kelompok KKN UMD 149 berupaya untuk meberikan inovasi pembuatan makanan tambahan bagi bayi yang mengalami stunting dan sosialisasi kepada orang tua. Terdapat juga upaya pendekatan kepada anak-anak SD mengenai makanan sehat dan bergizi.
Pendekatan yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak SD dilakukan dengan cara yang lebih menarik. Salah satu cara yang akan digunakan dan telah dirancang adalah mengajak anak-anak untuk lomba mewarnai pada gambar atau sketsa yang berbentuk makanan sehat. Hasil gambaran anak-anak juga akan dilombakan, sehingga yang membuat atau mewarnai paling bagus akan mendapatkan hadiah. Cara semacam itu digunakan agar anak-anak lebih tertarik dan mudah memahami materi yang disampaikan oleh teman-teman KKN. Aktivitas yang berkaitan dengan sosialisasi stunting maupun sosialisasi makanan sehat tentunya telah didahului dengan koordinasi atau diskusi bersama bidan desa. Kelompok KKN 149 menggali data tentang jadwal pemberian imunisasi maupun pelaksanaan kegiatan posyandu rutin, jumlah bayi stunting dan titik-titik lokasi posyandu. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H