Mohon tunggu...
KKN UMD 149 UNEJ
KKN UMD 149 UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Peserta KKN UMD 149 UNEJ Desa Seletreng

Mahasiswa peserta KKN UMD 149 Desa Seletreng Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo yang terdiri atas mahasiswa yang berasal dari beberapa fakultas yang ada di Universitas Jember (FT, FIB, Faperta, Fkep, Fisip, FMIPA, Fasilkom)

Selanjutnya

Tutup

Worklife

KKN UMD 149 Desa Seletreng: Pendalaman Potensi Hingga Pemantapan Inovasi Guna Tercapainya SDGS Desa

22 Juli 2023   15:06 Diperbarui: 22 Juli 2023   15:13 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi KKN UMD 149

Pada setiap desa tentunya memiliki potensi-potensi, baik yang berupa potensi pada SDM maupun SDA dari wilayah tersebut. Pada aspek potensi yang berbasis lingkungan atau Sumber Daya Alam ada yang sudah dikembangkan secara maksimal, dikembangkan namun belum maksimal, dan terdapat potensi alam yang sama sekali belum terjamah. Potensi yang ada perlu digali dan dieksplorasi lebih maksimal karena pada satu desa terdapat beberapa dusun yang di dalamnya memiliki potensi khas masing-masing. Setelah potensi berhasil dgali dan dikenali, maka dirancang inovasi yang akan diterapkan dan lebih dimantapkan pada potensi tersebut.

            Pada bagian wilayah yang geografisnya berupa pesisir pantai terdapat potensi yang berupa hasil laut. Terdapat ikan maupun kerang yang dapat diolah untuk menjadi produk olahan. Misalnya, terdapat olahan ikan yang dapat dijadikan ikan kering dengan beberapa varian rasa dan kerupuk berbahan dasar ikan. Kerang juga diolah menjadi petis yang tentunya merupakan produk petis dengan ciri khas tersendiri karena pada umumnya terbuat dari bahan dasar ikan atau udang. Udang rebon dapat diolah menjadi bahan dasar pembuatan terasi yang produksinya dilakukan oleh masyarakat sendiri, tetapi hanya sebatas untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga sendiri. Produk olahan hasil laut yang sudah dapat dipasarkan hanya ikan kering karena pemilik usaha telah memiliki pengepul sendiri. Pada hasil laut atau produk olahan yang lain masih digunakan untuk konsumsi rumah tangga dari pembuatnya. Terdapat informasi dari warga yang sudah sering membuat kerupuk ikan mengatakan bahwa mereka memiliki kesulitan pada saat akan memasarkan. Oleh karena itu, kelompok KKN UMD 149 akan memberikan pendampingan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh warga.

            Usaha pengolahan ikan atau hasil laut yang lain tentu memiliki limbah buangan dari sisa-sisa bahan yang tidak terpakai. Terdapat pengolahan ikan kering yang menghasilkan limbah ikan yang hanya dibuang begitu saja. Kelompok KKN UMD 149 merancang program pengolahan pada limbah tersebut untuk dijadikan sebagai produk olahan berupa pakan kucing. Kerang yang diolah warga juga memiliki limbah buangan yang berupa kulit kerang yang juga hanya dibuang begitu saja tanpa adanya pemanfaatan yang maksimal. Kelompok KKN 149 juga berinovasi untuk mengajak masyarakat untuk memanfaatkan limbah kulit kerang untuk dijadikan sebagai kerajinan. Kulit kerang dapat digunakan dengan ditempel pada media tertentu misalnya, kotak tisu, tempat pensi, dan pot bunga. Penempelan menjadi semacam kerajinan kolase yang bahannya berasal dari limbah kulit kerang.

            Pada wilayah yang berupa dataran terdapat persawahan dan ternak yang dimiliki oleh masyarakat. Terdapat fakta yang terlihat bahwa lebih banyak warga yang bekerja sebagai buruh tani daripada warga yang memiliki sawah sendiri. Ternak sapi yang dimiliki juga hanya kurang lebih dua ekor pada setiap kepala keluarga. Adanya mata pencarian warga yang sebagai buruh tani dan juga terdapat keluarga yang memiliki keterbatasan secara ekonomi kemudian berdampak pada kondisi gizi keluarga. Perekonomian keluarga kemudian memiliki pengaruh pada upaya pemenuhan gizi sehingga terdapat angka stunting yang lumayan tinggi. Potensi juga terdapat di wilayah lain misalnya, terrdapat warga di Dusun Corahsaleh 1 yang telah memiliki inovasi mengenai fermentasi pakan ternak untuk mengatasi adanya kelangkaan pakan ternak pada waktu-waktu tertentu, namun warga tersebut masih belum mampu menularkan ilmunya kepada orang lain. Hal tersebut membuat inovasi yang ada masih belum mampu diaplikasikan oleh warga yang lain. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Kepala Dusun Setonggak 2 Bapak Sugik menyatakan bahwa pemilik sapi terkadang harus mencari pakan hingga menempuh lokasi yang jauh dari rumah apabila rumput yang ada di sawah sekitar rumah sudah habis. Hal tersebut kemudian membuat kelompok KKN ingin menerapkan atau membawa inovasi mengenai fermentasi pahkan ternak pada wilayah tersebut.

            Adanya potensi dan juga berbagai permasalahan yang ada di desa tentunya perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Mahasiswa yang menjadi peserta KKN UMD perlu memberikan upaya guna setidaknya sedikit membantu untuk pemecahan masalah meskipun belum secara maksimal. Berdasarkan potensi dan masalah yang ada perlu dicarikan inovasi atau upaya pemecahannya, sehingga kemudian dari inovasi yang telah dicetuskan dapat dimantapkan kembali. Inovasi yang dicetuskan harus memberikan manfaat bagi warga yang utamnya guna menambah pemasukan atau sumber perekonomian warga. Tujuan dari kegiatan KKN UMD tahun 2023 adalah tercapainya SDGS desa. Oleh karena itu, diperlukan fokus utama yang akan dituju berdasarkan data SDGS desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun