Seperti penduduk Desa pada umumnya, penduduk Desa Gunung Anyar juga mayoritas bekerja sebagai petani dan buruh. Hal tersebut mendorong tim kami untuk semakin ingin mengembangkan potensi yang ada pada Desa Gunung Anyar. Sebagian besar masyarakat yang kami jumpai juga memiliki ternak sapi yang dipelihara lalu dijual saat masyarakat membutuhkan uang, disini masyarakat menganggap memelihara ternak sapi juga dapat diumpamakan sebagai investasi yang menguntungkan.
Tidak hanya berhenti disitu, tim kami juga menelusuri UMKM yang ada di Desa Gunung Anyar. UMKM Pertama yang kami kunjungi adalah Keripik Kentang Rumahan yang pasarnya sudah cukup luas, keripik kentang ini dikelolah oleh ibu Isa sejak tahun 2020 yang dimana tujuan dari membuat kripik kentang ini adalah untuk menambah penghasilan keluarga. Pasar yang dimiliki tidak hanya di Gunung Anyar, melainkan sudah dijual keluar Desa, maupun Kecamatan dan sistem pemasaran keripik kentak Bu Isa dijemput Oleh Sales yang akan memasarkan produk tersebut keluar dari Desa.
Potensi yang dimiliki Desa Gunung Anyar berikutnya adalah Produksi Tempe Rumahan yang dikelola oleh Produsen Sejak tahun 2012. Produksi tempe milik Produsen sejak awal berdiri memproduksi tempe yang semakin banyak setiap harinya, dikarenakan konsumen tempe tidak hanya dari desa Gunung Anyar dan Kecamatan Tapen, tetapi ada juga dari luar Kecamatan Tapen. Informasi yang kami dapat dari pembuat, produksi tempe rumahan menurun semenjak adanya wabah Covid-19 hingga sekarang produksi tempe 80 kg setiap kali produksi.
Berdasarkan potensi Desa yang sudah kami dapat, semakin mendorong tim kami untuk memberikankontribusi dan inovasi kepada produsen agar pemasaran, pengemasan, cita rasa, dan lokasi tempat produksi semakin dikenal oleh masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H