Mohon tunggu...
KKN 444 Labruk Lor
KKN 444 Labruk Lor Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN

Kelompok KKN 444 UNEJ UMD

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Doa dan Tradisi dalam Memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-77

22 Agustus 2022   05:04 Diperbarui: 22 Agustus 2022   06:27 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak cara masyarakat dalam memperingati ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Salah satunya yaitu dengan cara yang dilakukan oleh masyarakat Lumajang, tepatnya di Desa Labruk Lor, Kecamatan Lumajang (16/22). Mereka merayakan ulang tahun kemerdekaan dengan tradisi yang secara turun-temurun telah berlangsung cukup lama yang disebut dengan barikan.  

Barikan merupakan doa bersama yang berisi sahalawatan dan tahlilan untuk memperingati dan mendoakan para leluhur dan pahlawan. "Barikan ini biasanya dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus atau malam 17-an di pinggir-pinggir jalan raya". Jelas Pak Suryanto selaku ketua RT 01 RW 02 Desa Labruk Lor.

Barikan yang ada di Desa Labruk Lor hampir dilaksakan di setiap RT. Warga datang berbondong-bondong dan penuh antusias untuk memperingati hari kemerdekaan dengan membawa tumpengan atau nasi lalu dimakan bersama setelah acara doa bersama.

Rangkaian acara yang terdapat dalam barikan umumnya akan dibuka dengan tawassul atau pembacaan surat Alfatihah. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, biasanya sambutan dari ketua RW atau RT setempat. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan Yasin dan tahlil sebelum ditutup dengan doa dan makan bersama.

Tradisi barikan telah lama dikenal dan sudah sangat kental melekat pada masyarakat Lumajang. Tradisi barikan sebenarnya tidak hanya terdapat di Lumajang. Berbagai daerah di Indonesia juga mengenal tradisi ini namun dengan format dan ciri khasnya masing-masing sesuai dengan kebiasaan masyarakatnya.

Barikan selain memiliki makna sebagai sebuah momentum peringatan mengenang, menghormati, dan  mendoakan para pahlawan serta para leluhur, juga memiliki fungsi sosial dalam membangun solidaritas masyarakat serta menanamkan pada generasi muda akan perjuangan para pendahulu bangsa dalam perjuangannya.

Peringatan kemerdekaan selalu identik dengan lomba-lomba, karnaval, ataupun festival, namun tradisi barikan ini tidak kalah penting dan unik dari berbagai unsur. Semoga tradisi barikan ini tidak hanya tetap ada dan berlanjut di masa depan, tapi juga dapat dimaknai dan elaborasi lagi dengan lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun